JAKARTA, KOMPAS.com - Kemudahan pembayaran. Ini adalah salah satu dari sekian banyak strategi pengembang untuk menggenjot penjualan properti hunian mereka.
Kemudahan pembayaran tersebut bisa berupa bebas uang muka atau down payment (DP), harga rumah yang bisa diangsur sekian kali, diskon harga, atau fasilitas kredit pemilikan rumah (KPA) selama sekian tahun dengan suku bunga tetap.
Tentu, segmen pasar yang mereka bidik adalah kalangan pembeli rumah pertama alias first time home buyer.
Siapakah first time home buyer ini? Sebagian besar merupakan kalangan milenial produktif dengan rentang usia 25 tahun hingga 35 tahun.
Baca juga: Summarecon Optimistis, Raup Rp 115 Miliar dari Rumah Mewah Morizen
Merekalah yang selama ini dianggap sebagai segmen paling seksi dan selalu dijadikan incaran pengembang untuk mendulang penjualan, syukur-syukur profit.
Jumlah mereka, menurut Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) sekitar 90 juta jiwa.
Sungguh, postur yang gemuk dalam konstruksi sosial negara kita, bukan?
Mampu menguasai 0,001 persen saja pasar mereka, pengembang properti sudah bisa tersenyum bangga.
Ini artinya, 880 unit (mengacu Susenas), atau 900 unit menurut Bappenas dari properti mereka potensial terjual.
Angka hampir seribuan itu jika dikonversikan dengan apartemen dan perumahan sama dengan dua menara dan tiga klaster.
Tak mengherankan jika raksasa sekelas Sinarmas Land makin agresif membidik pasar milenial. Dengan sedikit trik, produk mereka toh bisa menyihir kalangan ini.
Trik yang dimaksud adalah strategi harga dan kemudahan pembayaran. Dengan harga Rp 880 jutaan, "generasi rebahan" bisa mengakses O2 Essential Home lengkap dengan perabotan alias fully furnished.
Selain itu, para milenial juga dapat memilih cara bayar tunai keras, tunai bertahap dan KPR. Khusus KPR, terdapat penawaran suku bunga khusus 6,5 persen tetap selama 5 tahun dengan DP 15 persen yang dapat dicicil 18 kali.