Dengan demikian, mewujudkan kawasan-kawasan TOD ini akan menjadi pekerjaan yang sangat menantang bagi PT MRT Jakarta.
"Tak hanya itu, secara komersial juga, jika pemerintah menargetkan hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), harus disertai skema subsidi silang agar feasible," kata Tulus kepada Kompas.com, Kamis (21/11/2019).
Untuk itu, Tulus menyarankan, skema kerja sama paling cocok antara PT MRT Jakarta sebagai perusahaan milik pemerintah daerah, dengan swasta adalah Kerja Sama Operasi (KSO).
Skema subsidi silang ini, memang akan ditempuh PT MRT Jakarta yakni berupa kombinasi pengembangan apartemen untuk MBR, kelas menengah, dan kelas atas.
Baca juga: Merayakan Satu Semester MRT Jakarta
Porsinya, imbuh Tuhiyat, akan disesuaikan dengan masing-masing kawasan TOD. Seperti TOD Dukuh Atas sebagai yang perdana direalisasikan, jelas sudah sangat tinggi nilai lahan dan propertinya, kelas menengah dan atas mungkin akan lebih dominan.
"Namun yang pasti, kami akan tetap mengakomodasi kebutuhan MBR di kawasan TOD ini," tegas Tuhiyat.
Dengan pengembangan TOD ini, Tuhiyat berharap, terjadinya perubahan gaya hidup dengan beralih ke transportasi publik, sebagai promosi peralihan kebiasaan dari berkendara menjadi aktivitas berjalan kaki melalui penataan jalur pedestrian, serta terwujudnya perbaikan kualitas lingkungan dengan pengurangan penggunaan kendaraan bermotor.
"Dengan begitu, kualitas hidup masyarakat perkotaan bisa lebih meningkat," tuntas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.