KOMPAS.com - Kayu merupakan bahan bangunan alami yang memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan arsitektur.
Ragam jenis kayu memiliki karakteristik masing-masing yang unik. Yakni dari segi kekuatan, tekstur, warna, ukuran, hingga motif serat kayu, telah terbukti dapat menghadirkan keindahan karya-karya arsitektur yang keren dan tak lekang oleh waktu.
Albizzia House, sebuah rumah di Bandung, Jawa Barat, karya Aaksen Responsible Aarchitecture mengandalkan elemen kayu ke dalam karya arsitektur minimalis.
Mulai dari proses perancangan, pemilihan bahan, hingga konstruksi, bahkan sejarah yang melatarbelakangi terbangunnya rumah ini, memiliki detail bermakna yang menarik dan patut diacungi jempol.
Apa yang membuat rumah minimalis ini memancarkan kesan auto-keren? Mari temukan jawabannya.
1. Proses Mumifikasi Kayu Teknologi Lokal Turun-Temurun
Kayu albizia tersebut diawetkan di pedesaan Ciamis sebelum dikirim ke Bandung.
Sebenarnya kayu albizia atau albasia atau umumnya disebut kayu sengon, hanya termasuk kualitas IV-V. Yakni jenis kayu yang lunak dan mudah rusak jika terkena air.
Tidak seperti kayu jati dan kayu keras lain yang membutuhkan puluhan tahun untuk tumbuh, albasia hanya butuh waktu 5-6 tahun. Kayu ini ringan dan harganya ekonomis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.