Ragam jenis kayu memiliki karakteristik masing-masing yang unik. Yakni dari segi kekuatan, tekstur, warna, ukuran, hingga motif serat kayu, telah terbukti dapat menghadirkan keindahan karya-karya arsitektur yang keren dan tak lekang oleh waktu.
Albizzia House, sebuah rumah di Bandung, Jawa Barat, karya Aaksen Responsible Aarchitecture mengandalkan elemen kayu ke dalam karya arsitektur minimalis.
Mulai dari proses perancangan, pemilihan bahan, hingga konstruksi, bahkan sejarah yang melatarbelakangi terbangunnya rumah ini, memiliki detail bermakna yang menarik dan patut diacungi jempol.
Apa yang membuat rumah minimalis ini memancarkan kesan auto-keren? Mari temukan jawabannya.
1. Proses Mumifikasi Kayu Teknologi Lokal Turun-Temurun
Kayu albizia tersebut diawetkan di pedesaan Ciamis sebelum dikirim ke Bandung.
Sebenarnya kayu albizia atau albasia atau umumnya disebut kayu sengon, hanya termasuk kualitas IV-V. Yakni jenis kayu yang lunak dan mudah rusak jika terkena air.
Tidak seperti kayu jati dan kayu keras lain yang membutuhkan puluhan tahun untuk tumbuh, albasia hanya butuh waktu 5-6 tahun. Kayu ini ringan dan harganya ekonomis.
Namun, kemampuan teknologi turun-temurun yang dimiliki para petani lokal di Ciamis, membuat kayu ini menjadi kuat.
Setelah musim panen, kayu-kayu dikubur di bawah persawahan hingga terjadi pemadatan dan baru dikeluarkan saat musim panen berikutnya.
Proses mumifikasi dari unsur hara lumpur sawah yang merendam dan mengisi pori-pori kayu selama berbulan-bulan, meningkatkan kualitas kayu hingga mampu bertahan 30-45 tahun.
Proses ini tidak hanya membuat kayu menjadi lebih kokoh, tetapi bermakna penyatuan unsur, kayu, air, dan tanah, yang saling memperkuat menjadi satu kesatuan konsep, “terkubur menjadi struktur”.
2. Rumah Minimalis Hasil Renovasi yang Sarat Makna
Keberadaannya sendiri, otomatis menghasilkan rumah minimalis yang tampil auto-keren dan penuh cerita.
Renovasi difokuskan pada konservasi dan ekspansi struktur dan ruang, terutama eksistensi kuda-kuda kayu.
Perluasan bangunan dilakukan bertahap secara runut, dari bangunan lama ke struktur bangunan baru.
Rangka atap memanfaatkan kayu-kayu lama dengan perpaduan posisi struktur lama dan baru.
Menonjolkan kayu sebagai elemen utama di antara langit-langit sebagai unsur non-struktural.
Termasuk di ruang baca, kayu menjadi elemen interior menawan yang memperlihatkan harta karun kekayaan lokal.
3. Konsistensi Desain Menghasilkan Karya Arsitektur yang Berkarakter
Setiap ruangannya memancarkan kealamian unsur kayu yang diekspos dengan apik sebagai struktur atap.
Menyiasati terik panas matahari barat pada fasad, kisi-kisi dari deretan bilah tiang kayu sintentis disatukan dengan struktur besi.
Memilki fungsi di antaranya membatasi pandangan langsung dari arah luar, memberi privasi yang nyaman, akses pencahayaan alami yang teduh, dan sebagai partisi apik antara eksterior dan interior.
Kayu sintetis bergradasi cerah menjadi jalan keluar yang cukup ekonomis untuk menciptakan nuansa tropis bergaya modern minimalis.
Menjadi material utama pada eksterior ruang yang terpapar cuaca secara langsung, khususnya pada fasad, dinding luar, serta dek taman kering di tengah rumah.
4. Fasad Keren dari Perpaduan Elemen Kayu Sintentis, Beton, dan Besi
Deretan tiang kayu setinggi dua lantai menjadi tabir di separuh tampilan bangunan. Berpadu harmonis dengan dinding tembok beton dan besi pada kanopi dan pagar.
Warna coklat kayu semburat menyerupai tirai, sehingga tidak terkesan berat. Apalagi saat disandingkan dengan warna putih yang ringan.
5. Interior Rumah Minimalis yang Sederhana Namun Keren
Keberadaan atrium menyatukan lantai dasar dan lantai atas. Membuat hunian seluas 191 meter persegi ini terasa lega.
Perpaduan warna coklat alami kayu dengan cat serba putih, menciptakan interior yang terlihat indah dan bersahaja dalam kesederhanaannya.
Menampilkan secara sempurna unsur garis yang menjadi ciri khas gaya minimalis. Yakni lewat ketegasan bentuk geometris pada tangga, pintu, jendela, bidang dinding, dan langit-langit.
6. Void Untuk Pencahayaan di Koridor Tangga
7. Inner Courtyard Menambah Nuansa Alami di Rumah Minimalis
Berhasil mengisi kekosongan serta menyatukan unsur kayu dan beton. Dek dan kisi-kisi dari kayu sintetis berpadu dengan pohon di taman minimalis untuk menciptakan keseimbangan alam.
Sambil tetap memperhatikan kemudahan perawatan dan ketahanan material terhadap perubahan cuaca.
Cerdiklah dalam memanfaatkan bagian rumah serta material bangunan yang masih berkualitas baik dan bisa bertahan lama.
Material itu tidak hanya bernilai ekonomis dalam memangkas biaya renovasi, tetapi lebih dalam lagi memiliki nilai historis dan memori yang tak ternilai.
Menjadi warisan turun-temurun, hasil kepiawaian teknologi sederhana yang mengingatkan sinkronisasi manusia dengan alam.
https://properti.kompas.com/read/2019/11/02/130000721/cantiknya-rumah-minimalis-dari-kayu-warisan-lokal-ciamis