PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) merupakan pembangun sekaligus pemegang hak konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung selama 50 tahun terhitung sejak operasionalisasi.
KCIC merupakan bentukan konsorsium Indonesia PT Pilar Sinergi BUMN dengan porsi kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd, dengan porsi 40 persen.
PT Pilar Sinergi BUMN terdiri dari gabungan BUMN meliputi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai leader, dan tiga anggota lain yakni PT Jasamarga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), serta PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Sedangkan Beijing Yawan HSR Co Ltd terdiri dari China Railway International Co Ltd, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.
Bertindak selaku kontraktor utama adalah PT Wijaya Karya (Persero) tbk, Sinohydro Corporation Limited, dan China Railway Group Limited.
4. Libatkan 33.000 tenaga kerja konstruksi
Proyek perdana kereta cepat ini melibatkan 33.000 pekerja. Sebanyak 20 persen atau 6.600 di antaranya berasal dari China.
"Perbandingan jumlah antara TKA dengan pekerja lokal itu kita batasi 1:4. Jadi maksimal 20 persen yang dari TKA," ungkap Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (20/12/2018).
5. Beroperasi 2021
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan beroperasi pada 2021 mendatang. Hal ini sekaligus menorehkan sejarah baru perkeretaapian modern di Indonesia sekaligus perdana di Asia Tenggara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.