Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Things To Know, Sejarah Baru Kereta Cepat Indonesia

Kompas.com - 01/10/2019, 09:35 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mencatat sejarah baru dalam dunia perkeretaapian modern. Hal ini menyusul pemasangan girder perdana untuk struktur layang Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pada Senin (30/9/2019).

Menteri BUMN Rini M Soemarno meluapkan kebanggaannya saat prosesi seremoni yang dihadiri Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian, dan Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin.

Tahap pemasangan girder ini mengharukan, sekaligus membanggakan karena merupakan hasil kerja keras putra-putri Indonesia.

Rini berkisah, butuh waktu tiga tahun untuk meyakinkan sejumlah pihak yang sempat meragukan Indonesia dapat membangun kereta cepat.

Baca juga: Girder Perdana Terpasang, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Operasi 2021

Terlebih kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan yang pertama di Indonesia, sekaligus Asia Tenggara.

"Ini semua tidak mungkin terjadi kalau tidak ada kemitraan saling menguntungkan antara Indonesia dan China. Karena itu, saya sangat menghargai upaya dan kerja keras Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian, yang mengawasi pekerjaan sejak dua tahun lalu," papar Rini.

Baca juga: Dubes China 14 Kali Sambangi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Berikut lima hal yang perlu Anda ketahui tentang Kereta Cepat Jakarta-Bandung:

1. Panjang Trase 

Kereta Cepat Jakarta-Bandung dirancang sepanjang 142,3 kilometer yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung.

2. Konstruksi dan struktur

Dari trase sepanjang itu, 80 kilometer di antaranya merupakan struktur layang atau elevated, dan 16,9 kilometer berupa terowongan. Sisanya berupa struktur sub-grade atau di atas tanah.

Struktur layang membutuhkan 2.000 girder dengan bentang 30 meter dan bobot 900 ton. Untuk memenuhi kebutuhan girder, dibangun tiga casting yard di titik-titik tertentu. Dua di Bekasi, dan satu di Bandung.

Ada pun pembangunan terowongan menggunakan metode shield tunning dengan mesin Tunnel Boring Machine (TBM) yang didatangkan dari Shanghai, China.

Konstruksi ditargetkan rampung pada akhir 2020 dan operasionalisasi secara penuh bertarif 2021.

3. Pemilik konsesi

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) merupakan pembangun sekaligus pemegang hak konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung selama 50 tahun terhitung sejak operasionalisasi.

KCIC merupakan bentukan konsorsium Indonesia PT Pilar Sinergi BUMN dengan porsi kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd, dengan porsi 40 persen.

PT Pilar Sinergi BUMN terdiri dari gabungan BUMN meliputi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai leader, dan tiga anggota lain yakni PT Jasamarga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), serta PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Sedangkan Beijing Yawan HSR Co Ltd terdiri dari China Railway International Co Ltd, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.

Bertindak selaku kontraktor utama adalah PT Wijaya Karya (Persero) tbk, Sinohydro Corporation Limited, dan China Railway Group Limited.

4. Libatkan 33.000 tenaga kerja konstruksi

Proyek perdana kereta cepat ini melibatkan 33.000 pekerja. Sebanyak 20 persen atau 6.600 di antaranya berasal dari China.

"Perbandingan jumlah antara TKA dengan pekerja lokal itu kita batasi 1:4. Jadi maksimal 20 persen yang dari TKA," ungkap Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (20/12/2018).

5. Beroperasi 2021

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan beroperasi pada 2021 mendatang. Hal ini sekaligus menorehkan sejarah baru perkeretaapian modern di Indonesia sekaligus perdana di Asia Tenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com