BEKASI, KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia Xiao Qian mengungkapkan optimismenya terhadap perkembangan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Dia memastikan proyek yang membentang sepanjang 142,3 kilometer ini dapat rampung pada akhir 2020 dan beroperasi penuh tahun 2021.
Bukan tanpa alasan Xiao demikian optimistis, sebab selama menjalankan tugasnya menjadi duta besar untuk Indonesia sejak 1 tahun 9 bulan lalu, dia telah menyambangi proyek ini 14 kali.
Baca juga: Girder Perdana Terpasang, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Operasi 2021
"Saya bolak-balik datang ke proyek ini 14 kali. Sejak di lokasi proyek ini belum ada apa-apanya atau masih berupa ilalang dan rumput tinggi," ungkap Xiao.
Hal itu dapat dilihat dari mulai dipasangnya girder perdana untuk struktur layang dengan bentang 30 meter dan bobot 900 ton, pada Senin (30/9/2019).
Oleh karena itu, Dubes China ke-12 dalam sejarah diplomatik kedua negara ini paham betul proyek kereta cepat Jakarta-Bandung secara mendetail dan perkembangannya dari waktu ke waktu.
Termasuk saat dilakukannya pengeboran terowongan hingga tembus ke kawasan Walini pada 14 Mei lalu.
Jadi, ketika struktur layang mulai dikerjakan, Xiao ikut bangga bahwa China berkontribusi mewujudkan sejarah dan mimpi Indonesia memiliki kereta cepat pertama di Asia Tenggara.
"Sama seperti hubungan diplomatik kedua negara yang telah berusia 70 tahun. Presiden Xi Jinping dan Joko Widodo (Jokowi) pun merestui proyek ini," imbuh dia.
Xiao mengharapkan, kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung dapat menstimulasi perkembangan ekonomi, industri, dan sosial kawasan di sekitar trase yang dilintasi.
Kereta cepat Jakarta-Bandung dirancang sepanjang 142,3 kilometer, 80 kilometer di antaranya merupakan struktur layang atau elevated.
Baca juga: Rini Puji Hasil Kerja Wika dan Kontraktor China
Instalasi girder pada Senin ini merupakan satu dari 2.000 unit, dengan spesifikasi bentang 30 meter dan bobot 900 ton.
Secara keseluruhan, progres konstruksi proyek ini telah mencapai 34,98 persen dengan posisi pembebasan lahan 99 persen.
Dalam proses pembangunannya, PT KCIC dan kontraktor yang terlibat terus mengupayakan proses pengerjaan dengan metode yang efektif dan efisien agar proyek dapat rampung sesuai target.
PT KCIC sendiri merupakan konsorsium BUMN, PT Pilar Sinergi BUMN dengan porsi kepemiikan saham 60 persen, dan konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd, dengan porsi 40 persen.
Ada pun PT Pilar Sinergi BUMN terdiri dari gabungan BUMN meliputi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai leader, dan tiga anggota lain yakni PT Jasamarga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), serta PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Sedangkan Beijing Yawan HSR Co Ltd terdiri dari China Railway International Co Ltd, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.
Bertindak selaku kontraktor utama adalah PT Wijaya Karya (Persero) tbk, Sinohydro Corporation Limited, dan China Railway Group Limited.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.