Penataannya tak harus mengikuti desain Zen garden yang kerap ditemukan pada kuil atau arsitektur Jepang.
Sebaliknya, lanskap terbuka harus merepresentasikan mimpi terbesar Anda, rancanglah sesuai dengan taman atau tempat terindah yang ingin Anda kunjungi.
Mempertahankan Kesederhanaan
Salah satu prinsip dasar Zen Living yang kerap diterapkan dalam penataan ruang adalah shibumi.
Pertama kali diperkenalkan ke khalayak ramai pada tahun 1960, shibumi tak memiliki definisi tetap.
Tetapi dalam bidang arsitektur kerap digunakan untuk mengungkapkan hal yang sifatnya berlawanan satu sama lain, seperti “kemewahan yang membumi” atau “keindahan yang tak sempurna”. Pada dasarnya, shibumi menyoroti keindahan dari kesederhanaan dari setiap hal.
Dalam mengaplikasikan konsep kesederhanaan dari shibumi, pastikan Anda rela membuang atau menghindari barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
Prinsip ini berbeda dengan sikap perhitungan yang cenderung mengabaikan kualitas, shibumi tetap menekankan terhadap penggunaan barang yang memiliki nilai guna tinggi.
Tampilkan Perbedaan
Shoukei Matsumoto, penulis A Monk’s Guide to a Clean House Mind, menjelaskan datsuzoku dalam Zen Living menghargai hal-hal yang tak terduga yang terjadi di luar rutinitas normal.
Dengan begitu, Anda tak perlu takut untuk mencoba sesuatu yang berbeda dalam menata interior rumah, namun bukan berarti tak menghiraukan prinsip keseimbangan dari Zen Living itu sendiri.
Saat mencoba mengubah gaya hidup mengikuti prinsip Zen Living, Anda tak perlu khawatir tak memperoleh manfaatnya secara maksimal.
Tujuan bukan fokus utama dari Zen living, sebagaimana yang diungkapkan oleh Masuno, Zen Living lebih memprioritaskan praktik dan konsistensi, sementara soal hasil itu belakangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.