KOMPAS.com - Lantai vinyl dan laminasi merupakan pilihan material yang populer digunakan masyarakat di rumah.
Keduanya menawarkan kemudahan perawatan dan peluang mendapatkan tampilan ruangan yang menarik.
Meski secara kualitas mungkin sama, lantai vinyl dan laminasi memiliki perbedaan.
Baik itu dari segi tampilan, kenyamanan, ruangan yang cocok, perawatan, daya tahan, dampak lingkungan, hingga biaya dan pemasangan.
Baca juga: Tertarik Pakai Lantai Vinyl? Pahami Dulu Kelebihan dan Kekurangannya
Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan menurut para pakar sebagaimana dilansir dari situs Homes and Gardens:
Menurut Presiden Mr. Handyman, Ron Shimek, baik vinyl maupun laminasi dapat memiliki tampilan seperti jenis lantai lainnya.
Tampilan lantai vinyl dapat meniru kayu, batu, atau ubin secara efektif.
"Laminasi menyediakan berbagai pilihan desain dan tekstur, yang sangat mirip dengan tampilan bahan alami seperti kayu keras dan batu," katanya.
Elissa Hall, kepala desainer di Awning, mengatakan bahwa komposisi sintetis vinyl mungkin tidak memiliki kehangatan dan keaslian yang dapat dirasakan seperti bahan laminasi atau bahkan kayu.
"Permukaan laminasi yang bertekstur sering kali terasa lebih seperti kayu asli saat diinjak," ujarnya.
Meski begitu menurut CEO dan pendiri Republic Flooring, Rotem Eylor, karena sifatnya yang lentur, vinyl lebih lembut dan nyaman diinjak dibandingkan laminasi.
Ron Shimek menyampaikan bahwa lantai vinyl yang sifatnya kedap air sangat cocok digunakan untuk kamar mandi, dapur, dan ruang cuci.
Kemudian, ruangan yang memiliki tingkat paparan sinar matahari terlalu lama bisa menyebabkan perubahan warna pada vinyl.
Sementara itu untuk lantai laminasi, Rotem Eylor menyebut tidak cocok untuk ruangan yang lembap atau rentan terkena tumpahan.
Air akan membuat lantai laminasi rusak. Kemudian kelembapan jangka panjang bisa lantai laminasi melengkung atau membengkak.