Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitek Indonesia Masuk Nominasi World Architecture Festival 2018

Kompas.com - 30/10/2018, 16:27 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Firma arsitek asal Indonesia, RAW Architecture masuk dalam nominasi penghargaan yang diselenggarakan oleh World Architecture Festival 2018, kategori bangunan sekolah.

Salah satu karya yang terpilih adalah bangunan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Alfa Omega di Salembaran, Tangerang, Banten.

"Penghargaan ini sebenarnya open call dari pertama, jadi setiap tahun ada," ujar Lead Architects dari RW Architect, Realrich Sjarief.

Baca juga: Arsitek Indonesia Masuk Nominasi Terbaik Dezeen Awards 2018

"Kebetulan yang kami masukin ini kategori sekolah," imbuh dia.

Dalam kategori bangunan sekolah, RAW Architecture akan bersaing dengan 9 karya arsitektur lain dari berbagai negara. Karya-karya tersebut antara lain:

  • Artemis Centre, Melbourne Girls Grammar School - BVN, Australia.
  • The noor e mobin school - Feastudio, Iran
  • Primary School di Melbourne - Hayball South Melbourne, Australia
  • Highgate Primary School New Teaching Spaces - Iredale Pedersen Hook Architects, Australia
  • PCF Large Child Care Centre - LAUD Architects, Singapura
  • Dumpsite Horticultural School and Pavilion - Mangera Yvars Architects, Maroko
  • Three Rivers Academy - Scott Brownrigg, Inggris
  • Muku Nursery Schoo - Tezuka Architects, Jepang
  • Dushan School Complex - West-line Studio, China

Selain kategori bangunan sekolah, kompetisi ini juga mempertandingkan beberapa kategori seperti perkantoran, rumah, hingga karya eksperimental.

Mengutip situs resmi World Architecture Festival, sebanyak lebih dari 530 proyek dari 57 negara dinominasikan dalam penghargaan ini.

Sementara seleksi akan dilakukan di Amsterdam pada 29 November mendatang.

Mempromosikan arsitek Indonesia

Terpilihnya RW Architect dalam kompetisi ini menurut Realrich dapat membantu mempromosikan arsitek Indonesia di dunia internasional.

Lebih lanjut, ajang ini juga dapat memperkenalkan material bambu yang digunakan sebagai salah satu bahan di bangunan sekolah.

"Beberapa arsitek terkenal juga yang jadi jurinya. Itu membantu expose supaya arsitek Indonesia lebih terkenal," kata dia.

Realrich menceritakan, awalnya kontrak bangunan sekolah Alfa Omega akan habis. Pihak pengelola kemudian meminta bantuannya untuk merancang gedung sekolah baru.

"Mereka pengen bangun, mereka panggil saya untuk desain," sambung Realrich.

Namun lahan yang akan menjadi bangunan baru rupanya berada di bawah ketinggian tanah, sehingga sulilt digunakan untuk konstruksi. Selain itu, tempat yang akan dijadikan bangunan baru sekolah juga menjadi wilayah yang sering dilalui banjir.

"Jadi kami pakai beberapa inovasi yang mungkin dari pihak World Architecture Festival-nya dianggap unik," ucap Realrich.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pujian untuk Putra Prabowo, Gibran: Mas Didit Tokoh yang Bisa Diterima Semua Pihak
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau