Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Shifting" Konsumen, Peluang Besar untuk Hunian di Bawah Rp 1 Miliar

Kompas.com - 22/09/2018, 17:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peralihan (shifting) konsumen di sektor properti, sejatinya, mulai terjadi sejak tiga tahun lalu, kurun 2015-2016.

Saat itu perlambatan ditandai dengan turunnya penjualan properti, apartemen dan rumah, untuk kelas menengah, menengah atas dan mewah.

Baca juga: Sektor Properti Makin Terpuruk

Mereka yang membeli hunian dengan klasifikasi tersebut di atas umumnya adalah konsumen yang telah mapan secara finansial. Harga properti yang dibeli pun di atas Rp 1 miliar. 

Dengan kondisi ekonomi yang masih belum pulih ini, mereka lebih memilih melakukan aksi menunggu atau wait and see, hingga kondisi normal kembali.

Pasalnya, pasar sewa juga terdampak perlambatan, sehingga gain dari sewa properti yang diharapkan oleh investor menjadi terhambat.

Jadi, kendati mapan secara finansial, konsumen kelas menengah, atas, dan mewah yang merupakan pebisnis dan investor, tetap saja mengharapkan capital gain dan pendapatan berkelanjutan (recurring income). 

Sementara, di sisi lain pasar sewa dan pasar seken properti di atas Rp 1 miliar cenderung tertahan. 

Fenomena inilah yang kemudian ditangkap pengembang yang membangun apartemen Rp 300 juta hingga maksimal Rp 1 miliar per unit.

Produk tersebut ditawarkan kepada konsumen kelas menengah yang dinilai paling aktif bergerak.

Mereka menggantikan konsumen menengah atas dan mewah untuk mengakomodasi produk-produk di bawah Rp 1 miliar. Produk yang paling cepat terserap karena memang dibutuhkan pasar.

Menara Alexandria dibangun di lahan 12 hektar di kawasan Boulevard Silk Town, Serpong, Tangerang Selatan. Dok JRP Menara Alexandria dibangun di lahan 12 hektar di kawasan Boulevard Silk Town, Serpong, Tangerang Selatan.
Tak heran, jika kemudian pasar di ceruk ini masih menunjukkan kineja penjualan positif. Sebut saja penjualan Cimanggis City.

Apartemen yang dikembangkan PT Permata Sakti Mandiri ini mencatat penjualan 65 persen dari total 913 unit menara pertama yang dipasarkan.

Dalam sebulan, apartemen yang berlokasi di Cimaggis, Depok, ini terserap pasar hingga rata-rata 50 unit atau Rp 15 miliar per bulan.

"Kami mengalami fenomena shifting konsumen. Sekarang, mereka yang beli produk di atas Rp 1 miliar mulai pasif. Digantikan konsumen yang beli produk di bawah harga itu," tutur Direktur PT Permata Sakti Mandiri Agus Susilo menjawab Kompas.com, Sabtu (22/9/2018).

Dengan catatan penjualan positif, Permata Sakti Mandiri berencana melansir menara kedua yang juga berjumlah 913 unit.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau