Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Kereta Cepat Incheon Dihentikan dan Fungsi Bola Trotoar

Kompas.com - 24/08/2018, 09:30 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita mengenai dihentikannya operasional kereta cepat menuju Bandara Incheon, Korea Selatan, menjadi salah satu berita terpopuler di kanal Properti Kompas.com pada Kamis (23/8/2018).

Informasi lain yang juga menyita perhatian banyak pembaca yaitu fungsi dari bola-bola yang ditempatkan di trotoar kota.

Berikut ini berita populer selengkapnya:

1. Setelah satu dekade, langit Beijing cerah

Warga Beijing patut berbangga. Pasalnya, mereka akhirnya bisa menikmati langit cerah dan udara bersih setelah satu dekade.

Data indeks polusi udara ini diambil dari Kedutaan Besar AS di Beijing. Dari tujuh hasil pembacaan polusi bulanan terendah di Beijing sejak 2008, lima di antaranya terjadi sejak musim panas lalu.

Ibu kota China, Beijing.Getty/International Business Times Ibu kota China, Beijing.

Pada saat itulah, pejabat setempat mulai memberlakukan kebijakan pembatasan pembakaran batubara di Beijing dan sekitarnya.

Pada Juli ini, kandungan polutan di Beijing tercatat rata-rata 44 mikrogram per meter kubik, ketujuh terendah sejak tahun 2008.

Berita selengkapnya: Pertama Kali dalam Satu Dekade, Langit Beijing Cerah

2. Operasional kereta cepat ke Incheon segera dihentikan 

Kereta berkecepatan tinggi yang menghubungkan Kota Seoul, Korea Selatan, ke Bandara Internasional Incheon akan berhenti beroperasi bulan depan.

Seperti dilansir Asia.nikkei.com, pelayanan kereta yang berlangsung hanya empat tahun itu dihentikan karena mahalnya biaya operasional dan motif takut kehilangan penumpang bus.

Korea Railroad (Korail), badan transportasi publik yang dikenal sebagai operator sistem kereta, mengajukan rencana pada Juni lalu untuk menghentikan koneksi kereta itu.

Kementerian Transportasi Korea Selatan pun menyetujui rencana tersebut sebulan lalu.

Berita selengkapnya: Kereta Cepat ke Incheon Segera Dihentikan

3. Bola-bola di trotoar kota, inilah fungsinya  

Beberapa tahun terakhir, kita banyak menjumpai bulatan-bulatan besar permanen terpasang di pinggir trotoar di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Surakarta.

Bola-bola beton tersebut kerap kali dijadikan tempat duduk oleh para pejalan kaki yang melintas di sepanjang jalur pedestrian kota.

Pedestrian di Kota Semarang. Sejumlah ruas jalan di Kota Semarang yang menjadi contoh di antaranya adalah jalur pedestrian di Jalan Veteran, Jalan Diponegoro, Jalan Madukoro, serta Jalan Imam Bonjol Semarang.Kompas.com/Nazar Nurdin Pedestrian di Kota Semarang. Sejumlah ruas jalan di Kota Semarang yang menjadi contoh di antaranya adalah jalur pedestrian di Jalan Veteran, Jalan Diponegoro, Jalan Madukoro, serta Jalan Imam Bonjol Semarang.

Namun, apakah fungsi sesungguhnya dari deretan bola-bola beton tersebut?

Berita selengkapnya: Bukan Tempat Duduk, Inilah Fungsi Bola-Bola di Trotoar Kota

4. Sistem pencahayaan Stadion Manahan bakal kalahkan Luzhniki

Revitalisasi Stadion Manahan Solo segera dimulai. Nantinya, stadion ini memiliki sistem pencahayaan yang lebih baik dibandingkan Stadion Luzhniki di Rusia.

Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Iwan Suprijanto menuturkan, sistem pencahayaan tersebut menyesuaikan standar broadcast.

Rendering Stadion Manahan SoloKementerian PUPR Rendering Stadion Manahan Solo

"Mungkin di sana bakal 2.200 hingga 2.400 lux," kata Iwan di kantornya, Senin (20/8/2018).

Merujuk standar minimum FIFA, sistem pencahayaan minimal 2.000 lux. Sementara, Asian Football Confederation (AFC) mensyaratkan minimum 1.400 lux.

Berita selengkapnya: Sistem Pencahayaan Stadion Manahan Lebih Canggih Dibanding Luzhniki

5. Dijual, ruko bersejarah bernilai ratusan miliar rupiah

Sebuah rumah toko (ruko) bertingkat yang menjadi bangunan konservasi di Boon Tat Street, Singapura, siap untuk dijual dengan estimasi harga 17 juta dollar AS atau sekitar Rp 247 miliar.

Ruko yang berlokasi di Area Konservasi Telok Ayer itu merupakan tempat untuk menjual makanan dan minuman, sekaligus menjadi rumah bagi restoran berbintang Michelin, Cheek by Jowl.

Ruko bersejarah di Area Konservasi Telok Ayer, Singapura.JLL Ruko bersejarah di Area Konservasi Telok Ayer, Singapura.

Situs bersejarah dengan kepemilikan sewa 99 tahun itu berdiri di atas tanah seluas 163 meter persegi. Dengan ukuran itu, sesuai harga tanah di wilayah tersebut sehingga totalnya sekitar Rp 247 miliar, seperti yang disebutkan di atas.

Berita selengkapnya: Dijual, Ruko Bersejarah Senilai Ratusan Miliar Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau