SURABAYA, KOMPAS.com - Tol Probolinggo-Banyuwangi atau biasa disebut sebagai Probowangi, akan menjadi tol terpanjang di Indonesia jika kelak sempurna terbangun.
Jalan bebas hambatan ini dirancang sepanjang 172,90 kilometer. Lebih panjang 56,15 kilometer dari Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) milik PT Lintas Marga Sedaya yang membentang 116,75 kilometer.
Tidak saja terpanjang, dari sisi investasi pun, tol ini mencatat rekor baru yakni senilai Rp 23,391 triliun.
Baca juga: Serunya Menjajal Jalur Mudik Tol Trans Jawa
Tol Probowangi merupakan titik akhir dari jaringan Tol Trans Jawa yang menghubungkan tiga kabupaten yakni Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi.
Posisinya yang berada di ujung timur Pulau Jawa menjadi sangat strategis sebagai gerbang distribusi logistik, barang, jasa, dan manusia dari timur ke barat.
“Akhir 2019 dari Merak-Banyuwangi harus sudah operasional. Saya minta Menteri BUMN dan Menteri PUPR mewujudkannya,” kata Jokowi usai meresmikan Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang, Kamis (7/6/2018).
Dengan demikian, Merak-Banyuwangi dapat tersambung oleh Tol Trans Jawa sehingga aktivitas perjalanan lebih efektif dan efisien. Tidak saja menghemat waktu, tenaga, juga ongkos perjalanan.
Terhadap target yang ditetapkan Jokowi, PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) menyatakan kesiapannya.
"Kami siap mengerjakan jalan tol ini. Sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan, yakni 24 bulan sejak Surat Perintah Mulai Kerja atau 7 hari setelah serah terima lahan," ujar Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo-Banyuwangi Dominicus Hari Pratama kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com, Jumat (8/6/2018).
Komposisi antara profesional muda dan senior sekitar 80 persen berbanding 20 persen. Hal ini dilakukan supaya percepatan pembangunan infrastruktur dapat terlaksana dengan baik.
"Namun begitu, kami tidak mengabaikan kualitas. Dari para senior kami mendapatkan pengalaman, dari generasi muda kami mendapat energi baru, kreativitas, dan inovasi," tambah Hari.
Hingga 25 Mei 2018, Hari mengakui belum sebidang tanah pun yang dibebaskan. "Kami belum melakukan pembebasan lahan atau konstruksi," kata Hari.
Dengan begitu, status pembebasan lahan dan konstruksi masih sama-sama 0 persen. Meski demikian, penetapan lokasi oleh Pemprov Jawa Timur sedang dalam proses.