Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Hingga Tabrakan, Ini Catatan Kasus MRT Singapura Tahun 2017

Kompas.com - 16/11/2017, 12:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

Baca selengkapnya: Pekerja Tersambar Kereta, Direktur MRT Singapura Didenda Rp 550 Juta

2. Terowongan banjir, MRT Singapura lumpuh 20 Jam

Kasus banjirnya MRT Singapura awal Oktober lalu menyedot perhatian luas publik negeri singa. Hal itu dipandang memalukan, terlebih lagi banjir berlangsung hampir seharian penuh.

Sebuah kerusakan pada sistem pemompaan menyebabkan genangan air di jalur bawah tanah antara stasiun Bishan dan Braddell, Sabtu (7/10/2017) sore. Hujan deras memang sempat mengguyur Singapura pada waktu tersebut.

Kondisi banjirnya terowongan membuat layanan MRT Singapura jurusan Utara-Selatan (NSL) stop beroperasi. Kereta tak dapat melintasi stasiun Ang Mo Kio hingga Newton di kedua arahnya selama lebih kurang 20 jam.

Dalam pernyataan resminya pada Minggu (8/10/2017), Otoritas Transportasi Darat Singapura (LTA) mengatakan dalam keadaan normal, limpasan air hujan semestinya dapat tersedot oleh sistem pompa yang ada.

 

"Kemarin (Sabtu), sistem pemompaan air tidak berfungsi dan mengakibatkan air hujan meluap hingga masuk ke dalam terowongan serta terakumulasi di titik terendah terowongan, antara stasiun Bishan dan Braddell," demikian pernyataan resmi LTA.

Pasukan dari Singapore Civil Defence Force terlihat membersihkan genangan banjir terowongan yang melumpuhkan MRT Singapura, Sabtu (7/10/2017)Singapore Civil Defence Force Pasukan dari Singapore Civil Defence Force terlihat membersihkan genangan banjir terowongan yang melumpuhkan MRT Singapura, Sabtu (7/10/2017)
Lumpuhnya pelayanan MRT akibat banjir menimbulkan polemik mengapa hal tersebut dapat terjadi dan apakah mungkin hal serupa dapat terjadi pada masa mendatang.

Baca juga: Terowongan Banjir, MRT Singapura Lumpuh 20 Jam

Dikutip dari laman Today Online, stasiun Bishan dan Braddell merupakan 2 dari 35 stasiun MRT bawah tanah Singapura yang telah menerapkan sistem perlindungan banjir sejak 2012.

Awal 2017 ini, LTA telah mengklaim bahwa "dengan selesainya pekerjaan ini (di 35 stasiun), semua proyek MRT saat ini dan yang akan datang, akan memenuhi persyaratan perlindungan banjir”.

Tindakan perlindungan banjir yang dilakukan termasuk pemasangan sistem penghalang, yang serupa dengan sistem pada MTR Hongkong. Penghalang itu berfungsi membuat genangan air di bawah 1,5 meter dapat segera keluar.

Setelah kejadian memalukan di atas, petinggi MRT Singapura pun dicopot dari jabatannya.

Sebagaimana dilaporkan Straits Times, Kamis (12/10/2017), SMRT telah resmi memberhentikan Ng Tek Poo dari jabatannya selaku eksekutif bidang perawatan MRT. Posisi Poo akan diambil alih oleh Siu Yow Wee.

Baca juga: Pasca Layanan Lumpuh 20 Jam, Petinggi MRT Singapura Dicopot

Ng Tek Poo juga diketahui merupakan saksi kunci dalam penyelidikan publik setelah dua gangguan parah MRT Singapura pada 2011.

Suasana di Stasiun Toa Payoh setelah MRT Singapura berhenti operasi akibat banjir, Sabtu (7/10/2017).Channel News Asia Suasana di Stasiun Toa Payoh setelah MRT Singapura berhenti operasi akibat banjir, Sabtu (7/10/2017).
3. Setelah 24 tahun, MRT Singapura kembali tabrakan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau