Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2017, 22:51 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Dalam rancangan juga dibuat berbagai parameter, seperti 50 persen ruang terbuka hijau dan biru, zero emisi CO2, 50 persen tanaman yang diproduksi dan ditanam sendiri, 80 persen air yang disediakan sendiri, 150 persen energi hijau yang dihasilkan, dan 150 persen sampah daur ulang.

Selain itu, 90 persen zona bebas mobil yang memungkinkan penduduk bepergian menggunakan transportasi umum, dan satu mobil tenaga surya untuk setiap 10 penduduk.

Berikutnya 20 persen orang menggunakan kapal untuk melakukan perjalanan dengan jarak maksimum 200 meter untuk setiap pemberhentian, serta rasio 1:1 untuk sepeda.

Untuk setiap pengembangan area komersial, 20 persen di antaranya akan didedikasikan untuk perumahan menengah dan rendah.

Masyarakat Pesisir Bisa Berkembang

Jika biasanya pemukiman untuk nelayan tergusur saat reklamasi berlangsung, tidak demikian dengan rancangan induk "Jakarta Jaya" ini.

Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, nantinya akan diberikan zona khusus di lokasi paling strategis, sehingga industri perikanan tradisional dan baru dapat berkembang dengan baik.

Sebagai gambaran, pemukiman untuk nelayan ini akan dibangun di wilayah utara pulau untuk memudahkan kegiatan memancing. Desain rumah khusus berupa rumah panggung yang memungkinkan aliran udaran dan pencahayaan yang lebih baik.

Di setiap hunian akan terdapat tempat parkir untuk perahu mereka. Selain itu, taman, pusat perbelanjaan, dan promenade akan terintegrasi dengan pemukiman tersebut.

Manfaat untuk Jakarta

Kehadiran "Jakarta Jaya: The Green Manhattan" diyakini akan memberikan manfaat besar bagi Jakarta, diantaranya mencegah banjir laut di Jakarta, lantaran keterpaduannya dengan GSW.

Selain itu, meningkatkan aksesibilitas di seluruh kota dengan menghubungkan jalur kereta baru dengan jalur monorel tua dan dengan menambahkan jalan raya dan jalur sepeda serta pejalan kaki yang baru.

Rancangan ini juga diklaim akan membersihkan air di Teluk Jakarta untuk memungkinkan pengembangan kawasan komersial dan berkelanjutan yang baru. Serta meningkatkan pariwisata pesisir secara luar biasa, menyumbangkan energi hijau dan mendaur ulang limbah tidak beracun, dan mengkatalisasi pertumbuhan Jakarta secara bertanggung jawab.

Meski Indonesia diketahui sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, namun penataan kota-kota di Indonesia dianggap kurang terintegrasi dengan baik dengan laut.

Dalam masterplan tersebut, SHAU ingin mengenalkan promenade publik yang mudah diakses dan dirancang dengan indah, dilengkapi taman umum dan plaza bagi warga Jakarta. Dengan demikian, Jakarta sebagai ibu kota negara maritim dapat hidup dengan karakteristiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau