Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Banjir, Jakarta Bakal Rugi 321 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 25/10/2017, 11:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Sementara itu, Ketua Kelompok Ahli Teknik Sumber Daya Air Institut Teknolog Bandung, Indratmo Soekarno mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan banjir terjadi di Indonesia.

Pertama, curah hujan yang tinggi, berkisar antara 2.000 sampai 4.000 milimeter per tahun. Intensitas hujan tinggi biasanya terjadi antara bulan Desember, Januari dan Maret.

Total permukaan air yang berasal dari hujan tahunan mencapai 3.906 juta meter kubik per tahun. Di sisi lain, kapasitas daerah serapan hanya berkisar 15,6 juta meter kubik.

"Sehingga hanya sebagian kecil dari air hujan yang dapat tertampung," kata Indratmo.

Faktor lainnya, adanya kegiatan penggundulan hutan di daerah tangkapan air, membuat limpasan permukaan tanah semakin meningkat. Di samping juga, banyaknya daerah yang tingginya di bawah permukaan lut.

"Land subsidence di beberapa area seperti di wilayah utara Pulau Jawa, Jakarta dan Semarang, juga menjadi penyebabnya," ujarnya.

Di Jakarta sendiri, kata Indratmo, penurunan muka tanah atau land subsidence berkisar antara 6-13 sentimeter per tahun. Bahkan di beberapa lokasi ada yang mencapai 27 sentimeter setiap tahunnya.

Terakhir, ia menambahkan, banjir diakibatkan kualitas sistem drainase yang buruk, baik itu dari segi desain maupun konstruksinya.

SIMP Project Sales Director Grundfos Allan Jessen mengatakan, mengatasi persoalan banjir bukanlah perkara mudah. Adanya pertumbuhan jumlah penduduk, curah hujan tahunan yang tinggi serta keterbatasan ruang menjadi salah penyebabnya.

Faktor lain yang tidak kalah penting yaitu industrialisasi serta arus urbanisasi yang masif yang membuat daerah serapan semakin berkurang.

Banjir adalah masalah umum yang dihadapi sebagian besar wilayah dataran rendah di kota-kota besar di Asia Tenggara dan di sebagian besar kota besar di Indonesia.

"Mengingat untuk mengatasi permasalahan dan kondisi geografis seperti ini tidaklah mudah, maka sangat penting untuk dapat meminimalisir kerusakan akibat banjir melalui pengelolaan sumber daya air terpadu," kata Jessen.

"Penerapan teknologi cerdas seperti sensor, grafik animasi hujan, dan solusi pemompaan cerdas adalah kunci untuk menanggulangi banjir di Indonesia," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com