Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2017, 20:28 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Infrastruktur menjadi salah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pemerintah untuk melayani masyarakat. Namun, penyediaan infrastruktur bukanlah persoalan yang mudah.

Managing Director Accenture Fuad Sahid Lalean mengatakan, infrastruktur yang dimiliki Indonesia saat ini sudah jauh tertinggal bila dibandingkan negara lain.

Sayangnya, pemerintah dihadapkan pada tantangan yang cukup kompleks dalam penyediaan kebutuhan dasar itu.

"Dari sisi kualitas, misalnya, bisa dibayangkan target pemerintah untuk meningkatkan elektrifikasi rasio itu 35 persen. Salah satu caranya dengan mengembangkan proyek listrik 35.000 megawatt itu," kata Fuad dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (8/9/2017).

Banyak pihak pun mempertanyakan kemampuan pemerintah dalam mencapai target yang direncanakan. Pasalnya, anggaran yang dibutuhkan untuk memenuhi target itu jumlahnya tak sedikit.

"Listrik saja butuh sekitar Rp 1.300 triliun mencakup proyek 35 ribu megawatt tadi," kata dia.

Tantangan berikutnya yakni pendanaan. Alokasi di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ada saat ini, tidak sepenuhnya digunakan untuk pembangunan proyek infrastruktur.

Pemerintah juga menggunakan alokasi APBN untuk membiayai belanja pemerintah, gaji pegawai, serta memenuhi kebutuhan kesehatan hingga pendidikan masyarakat.

Sementara, untuk membangun seluruh proyek infrastruktur yang direncanakan, pemerintah membutuhkan anggaran sekitar Rp 5.500 triliun.

Dari jumlah tersebut, yang dapat dipenuhi hanya sekitar Rp 1.500 triliun. Artinya, masih ada kebutuhan Rp 4.000 triliun yang harus dicari pemerintah.

"Persoalan lain yaitu sustainability," cetus Fuad.

Meski tak bisa digeneralisasi, Fuad mengatakan, tak jarang rasa memiliki masyarakat terhadap infrastruktur yang telah dibangun pemerintah, masih kurang. Tak pelak, bila di beberapa lokasi sering didapati fasilitas publik yang telah rusak.

"Jadi bagaimana menjaga keberlangsungan itu juga menjadi tantangan saat ini," tuntasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com