Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Posisi Indonesia di Antara Jalur Sutera dan Potret Hegemoni China

Kompas.com - 04/09/2017, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHilda B Alexander

2. Memanfaatkan kerja sama bilateral dan multilateral untuk program mempermudah akses warga terhadap pilihan-pilihan yang ada di dunia, baik untuk pengembangan kemampuan manusianya, maupun meningkatkan tingkat daya saing kota.

Semua harus smart dan efisien, termasuk transportasi perkotaan, konektifitas kota-kota pesisir, dan membangun perbatasan serta daerah terluar.

Pertanyaan mendasarnya, siapa aktor terpenting yang harus menjadi ujung tombak langkah kita menyongsong era koridor sutera baru ini?

Jelas salah satunya, adalah para perencana. Para perencana wilayah dan kota sebagai profesi, diharapkan dapat menjadi penyusun arah sekaligus pengendali pemanfaatan ruang dalam proses percepatan pembangunan infrastruktur ini.

Lalu siapkah para perencana kita menghadapi era baru ini?

Segerakan quick wins, karena beberapa proyek besar sudah siap jalan. Ada banyak proyek infrastruktur yang siap jalan dan akan membantu percepatan pembangunan wilayahnya. Sebutlah kawasan ekonomi khusus (KEK) di Palu dan pelabuhan Pantoloannya, Sei Mangkei dan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, sistem waste to energy di perkotaan, Pelabuhan Cruise di Bali, destinasi pariwisata di Danau Toba, dan sebagainya.

Ada beberapa pengetahuan dan informasi yang akan sangat kritis bagi perencana untuk bisa efektif mengikuti perkembangan akibat Belt and Road Initiatives ini. Antara lain, tren bisnis dan komersial di regional, kondisi fiskal dan rezim perpajakan yang berkaitan dengan sektor infrastruktur, berbagai kemungkinan pola pembiayaan infrastruktur baik langsung maupun Kemitraan Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA), multilateral, maupun kesempatan pembiayaan melalui kerjasama bilateral.

Inilah waktunya para perencana keluar dari zona nyaman, dan mulai berpikir out of the box, dan melakukan rencana tata ruang yang berkelanjutan untuk berbagai infrastruktur prioritas seperti light rail transit (LRT) perkotaan, kereta cepat, kawasan ekonomi khusus (KEK), pelabuhan hub, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau