Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Obat Mujarab untuk Jakarta yang “Sakit”…

Kompas.com - 25/08/2017, 11:34 WIB
M Latief

Editor

Kini, sudah terbukti di berbagai belahan dunia, bahwa kualitas dan kuantitas infrastuktur menentukan tinggi rendahnya investasi, yang kelak sangat diperlukan untuk menekan angka pengangguran dan kejahatan, serta meluasnya kawasan kumuh.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Jakarta tahun lalu mencapai 6,12 persen, sementara rata-rata nasional adalah 5,61 persen. Maka, jika arus perantau ke Jakarta dibelokkan ke tetangganya, tak mustahil bisa persentasepengangguran di Jakarta merosot di bawah rata rata nasional.

Jelas betul, bahwa peran swasta tak bisa disepelekan. Sebabnya, tak mungkin APBN dan APBD sanggup memenuhi semua kebutuhan pembangunan yang bersifat antarwilayah. 

Pun, lembaga keuangan dunia sekelas Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) juga ikut mendorong keterlibatan swasta dalam penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan antarwilayah dalam format jangka panjang. Mereka percaya, itulah resep paling mujarab untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang sehat. 

Manfaat dari semua hal di atas bagi Jakarta sebagai ibukota negara adalah bisa membebaskan diri dari banjir yang menerjang setiap musim hujan, kebakaran kampung yang berkobar berkali kali setiap tahun, kawasan kumuh yang meluas,  dan kemacetan yang sudah lama menjadikan Jakarta bak ladang “penyiksaan” di jalan raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau