Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2017, 17:47 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Hanya 7 persen dari total jalan sepanjang 4.500 mil atau sekitar 7.200 kilometer yang memiliki trotoar, berdasarkan data pemerintah daerah.

"Jakarta sebetulnya merupakan kota menarik dimana membutuhkan banyak kegiatan untuk aktif," kata Tim Althoff, seorang kandidat doktor asal Jerman di bidang ilmu komputer di Stanford, yang juga sekaligus ketua tim peneliti yang beranggotakan enam orang itu.

"Trotoar yang buruk dengan sepeda motor yang berada di atasnya. Sebetulnya sudah jelas apa yang sebenarnya dapat dilakukan agar orang-orang bisa mendapatkan haknya kembali. Dan juga tidak mengejutkan jika tidak banyak orang yang bisa berjalan di atasnya," lanjut dia.

Althoff juga mencatat, bahwa kualitas udara di Jakarta buruk. Sehingga, membuat para pejalan kaki merasa cukup kepanasan. Bahkan, di beberapa wilayah, tingkat polusi udara melebihi ambang batas yang ditetapkan Badann Perlindungan Lingkungan AS, yaitu 'tidak sehat'.

"Sampai pada titik manakah orang mennyerah akibat kualitas dan suhu udara?" kata Althoff.

Alih-alih berjalan, penduduk Jakarta dan kawasan perkotaan lain di Indonesia lebih memilih untuk menggunakan mobil, bus, taksi, atau sepeda motor untuk menjangkau sebuah tempat yang jaraknya hanya 200 meter, dan bukannya berjalan kaki.

Konon, ada faktor kebudayaan yang mempengaruhi masyarakat enggan berjalan kaki. Para ekspatriat yang sudah lama tinggal di Indonesia, bahkan penduduk asli pun tak jarang merasa khawatir untuk berjalan di trotoar.

Kebiasaan malas berjalan juga terlihat di bandara internasional di Jakarta. Dimana pada saat yang sama banyak orang asing menghindari jalur pejalan kaki otomatis, orang-orang Indonesia justru terlihat memadatinya.

Potongan bukti anekdotal ini, seakan menguatkan survei yang dilakukan Stanford.

"Kami malas," kata Alfred Sitorus, Ketua Koalisi Pejalan Kaki, sebuah kelompok aktifis yang berbasis di Jakarta dan secara teratur melakukan kampanye di atas trotoar dengan memblokir sepeda motor yang memfungsikannya sebagai jalanan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com