Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan, Pesona Infrastuktur, dan Kenikmatan Semu

Kompas.com - 12/07/2017, 10:11 WIB
Haris Prahara

Penulis

Jika itu terjadi, pemerintah mesti mengejar kembali pelaku industri yang telah bangkrut untuk membayar tagihan mereka serta memotong subsidi yang diberikan. Tentunya, langkah-langkah tersebut amat tidak populer.

Selain meningkatkan pasokan listrik Pakistan, CPEC juga akan menghubungkan daratan China dengan kota Gwadar, sebuah pelabuhan air dalam di Laut Arab. Tujuannya adalah menciptakan jalur perdagangan baru yang menguntungkan.

(Baca: Di Balik Ambisi China Kobarkan Kembali Jalur Sutra...)

Jalan Raya Karakoram yang dibangun pada 1960-an untuk menghubungkan China dengan Pakistan juga akan ditingkatkan sebagai bagian dari koridor kerja sama ekonomi kedua negara.

Meskipun, lagi-lagi sejumlah pengamat pesimistis jalur itu akan banyak digunakan penduduk kedua negara.

Mereka yang skeptis mengatakan bahwa Xinjiang, wilayah paling barat China, masih terlalu miskin untuk memanfaatkan jaringan transportasi yang lebih baik dengan Pakistan. 

Pesona yang menyilaukan

Lijian Zhao, seorang diplomat China, mengatakan, China sadar bahwa Pakistan membutuhkan lebih dari sekadar infrastruktur besar jika ingin berkembang. 

Pemerintah Pakistan tengah berjuang untuk menyelesaikan banyak hal, misalnya kudeta militer.

Namun, warga setempat tampaknya masih terkesan dengan proyek baru yang berkilau, meskipun mungkin mereka tak pernah menggunakannya. Pembangunan infrastruktur juga diyakini menjadi pendekatan yang berhasil bagi saudara laki-laki Sharif, Shehbaz, Gubernur Provinsi Punjab.

Dia mencurahkan sumber daya untuk membangun rangkaian jalan raya berlebih dan tanpa batas di Lahore, ibu kota provinsi.

Meskipun, jalan raya itu lebih banyak menguntungkan warga kelas atas yang mampu membeli mobil.

Namun, semua itu tentu ada batasnya. Khawaja Saad Rafique, Menteri Perkeretaapian Pakistan, pernah mengakui ke parlemen bahwa negara tersebut tidak akan mampu membangun kereta peluru.

"Ketika kami bertanya kepada pihak China tentang hal itu, mereka justru menertawakan kami," katanya.

Terlepas dari segala pro-kontra terhadap kebijakannya yang fokus pada bidang infrastruktur, Sharif akan tetap teguh pada pendiriannya.

“Pakistan saat ini menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia,” tegas dia kepada media lokal, Geo News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau