Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan, Pesona Infrastuktur, dan Kenikmatan Semu

Kompas.com - 12/07/2017, 10:11 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti – Pembangunan infrastruktur tak selalu diikuti dengan besarnya manfaat yang diperoleh. Apa yang terjadi di Pakistan dapat menjadi pembelajaran.

Hampir 20 tahun setelah dibuka, jalan tol pertama di negara ini masih relatif sepi. Hanya ada segelintir kendaraan yang melintas di jalur sepanjang 375 kilometer antara Islamabad dan Lahore tersebut.

Pengemudi dapat berkendara dengan kecepatan di atas seratus kilometer per jam tanpa melihat kendaraan lain.

Hal itu disebabkan kedua kota tersebut telah terhubung dengan Grand Trunk Road, jalan raya yang 90 kilometer lebih pendek dan gratis.

Meskipun begitu, infratruktur jalan tol senilai 1,2 miliar dollar AS tersebut diklaim sebagai salah karya paling membanggakan dari Nawaz Sharif, Perdana Menteri Pakistan kala jalan tol tersebut dioperasikan.

Sebagaimana dilansir laman The Economist, Kamis (19/1/2017), Sharif dikenal tak pernah jemu membicarakan kesuksesan dirinya dalam membangun jalan tol itu.

Bahkan, ia kian gembira ketika diperbandingkan dengan Sher Shah Suri, seorang penguasa abad ke-16 yang merenovasi Grand Trunk Road.

Gaung hasil karyanya itu turut membuat Sharif kembali meraih kekuasaannya pada 2013 lalu.

Strategi yang diluncurkan Sharif kala itu adalah kampanye kesuksesan pembangunan jalan tol dan janji untuk membangun lebih banyak infrastruktur di Pakistan.

(Baca: Diduga Terlibat Korupsi, PM Pakistan Akan Diperiksa)

Ia bahkan menjanjikan kereta cepat yang memungkinkan warga Pakistan meninggalkan kota Karachi saat subuh dan tiba di kota Peshawar, lebih dari 1.000 kilometer ke arah utara, pada petang hari.

Hal-hal di atas merupakan kepercayaan Sharif dan partainya, Liga Muslim Pakistan Nawaz (PML-N), bahwa investasi di bidang infrastruktur adalah cara praktis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pemerintah Sharif berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan sejumlah proyek besar sebelum pemilihan umum berikutnya, yang dijadwalkan pada pertengahan 2018.

Proyek infrastruktur itu antara lain jalur kereta metro di Lahore dan bandara baru untuk Islamabad.

Kemungkinan yang dapat terjadi adalah bandara baru tersebut (yang telah dilanda masalah, termasuk landasan pacu yang dibangun terlalu berdekatan) akan kurang bermanfaat.

Tak berbeda nasibnya seperti bandara lainnya di Pakistan, yang mayoritas modern dan luas.

Jalan tol di PakistanPakistan Defence Jalan tol di Pakistan

Efek kurang terasa

Dari sekian banyak pembangunan infratruktur yag dicanangkan pemerintah Pakistan, efeknya tak terasa signifikan dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Angka kemiskinan tetap tinggi di negara tersebut.

Menurut riset terkini Asian Development Bank (ADB), sebanyak 29,5 persen dari 200 juta penduduk Pakistan masih berada di bawah garis kemiskinan.

Bahkan, masih terdapat 8,6 persen penduduk dengan penghasilan di bawah 2 dollar AS (sekitar Rp 27.000) per harinya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau