JAKARTA, KompasProperti - Padat kendaraan. Demikian pemandangan yang ditemui saat KompasProperti menyambangi kompleks rumah susun sederhana milik (rusunami) Kalibata City di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (7/5/2017).
Perumahan vertikal yang dibangun sebagai salah perwujudan program 1.000 menara rusunami yang digagas Wakil Presiden Jusuf Kalla saat masih mendamping Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, kian hari kian padat penghuninya.
Hal itu terlihat dari banyaknya kendaraan roda dua maupun roda empat yang terparkir memenuhi halaman rusunami ini.
Tak sekadar parkir di lokasi yang telah ditentukan, parkir paralel pun terpaksa dilakukan para penghuni lantaran sempitnya lahan yang tersedia.
Fenomena yang terjadi di Kalibata City, maupun rusunami dan apartemen kelas menengah bawah lainnya serupa. Sebut saja De Green Pramuka, Basura City, dan Apartemen Cawang.
Hal ini merepresentasikan bahwa kebutuhan masyarakat akan hunian kian tahun semakin meningkat. Terlebih telah terjadi pergeseran, generasi milenial kini menjadi generasi produktif yang juga membutuhkan hunian.
Sayangnya, kebutuhan dan persediaan (supply) hunian tidak pernah seimbang. Selalu menyisakan kekurangan alias backlog.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka backlog mencapai 11,4 juta unit pada 2015 silam.
Dengan tingginya angka kebutuhan rumah, tak heran bila rusunami yang sedianya diperuntukkan bagi masyarakat tidak mampu seperti Kalibata City, tak pernah sepi peminat.
Tak hanya masyarakat yang ingin memiliki, juga mereka yang ingin menyewanya.
"Harga sewa di sini bervariasi, antara Rp 40 juta sampai Rp 50 juta per tahun untuk rusun dengan dua kamar," ujar Ayunda Miranti, salah penghuni rusunami Kalibata City.
Menurut dia, perbedaan harga tersebut tergantung dari lengkap atau tidaknya rusun yang disewa.
Semakin lengkap fasilitas yang diberikan pemilik pada rusun yang disewakannya, maka harga semakin tinggi.
Aksesibilitas tinggi