Tidak saja besar dalam skala pengembangan proyek, juga kapitalisasi pasar, pendapatan, penjualan, dan cadangan lahan (land bank) seluas lebih dari 10.000 hektar.
Oleh karena itu, mudah dimafhumi bila Michael Widjaja, sang nakhoda, menyebut sayap properti dari imperium bisnis Sinarmas Group ini sebagai "dinosaurus".
"Sebagai dinosaurus, kami tidak boleh ketinggalan," kata Michael mantap ketika ditanya Kompas.com, mengenai tujuan utama perusahaannya melansir layanan digital (integrated mobile apps) sebagai rintisan BSD City menuju smart city (kota cerdas).
(Baca: Sinarmas Land Kembangkan Layanan Terpadu Digital)
Dia melanjutkan, mengadopsi kemajuan teknologi, modernitas, dan kekinian dunia ke dalam gaya hidup sehari-hari adalah keharusan. Terlebih hal itu dapat membantu meningkatkan nilai tambah yang pada gilirannya mendongkrak penjualan.
Meski demikian, kata Michael, semua rintisan positif membutuhkan waktu panjang, baru kemudian kesuksesan mengikuti.
"Jadi, kami belum menghitung angka persis untuk investasi di bidang aplikasi mobil terpadu ini. Nanti kami umumkan," imbuh Michael.
Dia mengakui, ongkos terbesar investasi aplikasi mobil terpadu ini ada pada perangkat keras atau hardware . Namun demikian, waktu yang mereka gunakan untuk merancang aplikasi mobil terpadu ini juga berharga.
"It is very important. Kalau ini jalan, yang lain juga jalan. Kami optimistis, karena semua orang sudah pakai gadget (gawai)," cetus Michael.
Pengembangan aplikasi mobil terpadu yang dikerjasamakan dengan Kresna Investment ini merupakan awal yang baik dan saling menguntungkan.