Tak pelak, nama Lippo Group pun ikut terseret. Imperium bisnis yang dirintisnya dengan susah payah itu dianggap tidak kredibel dan cekak sehingga akhirnya timbul rush dan ketidakpercayaan publik.
Mochtar menuturkan, mungkin itulah saatnya bagi dia dan Lippo Group untuk melakukan general checking dan mulai memberlakukan pengetatan kredit.
Hingga kemudian general checking menjadi budaya yang melembaga di semua entitas perusahaan yang dimiliki Lippo Group.
Cara berbeda
Caranya mengembangkan properti berbeda dibanding pengembang lainnya. Bahkan, dengan sesama maestro, Ciputra, sekalipun tak serupa.
Menurut Mochtar, dia tidak sekadar membangun lahan dan kemudian menjualnya. Lippo Group melalui sayap properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) adalah pengembang kawasan.
"Saya mempelajari cara bisnis yang berbeda ini dari pengalaman selama 47 tahun jadi bankir," ucap Mochtar.
Lelaki paruh baya kelahiran Batu, 1929 silam, ini berkisah, perubahan orientasi bisnis ke sektor properti karena trauma di sektor perbankan.
Selama 47 tahun berkarier di sektor perbankan, mulai dari BCA, Bank Perniagaan Indonesia, hingga LippoBank, Mochtar mengalami enam kali rush akibat gejolak ekonomi dan politiik.