Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mochtar Riady: Saya Tidak Melihat "Bubble" Properti di Indonesia

Kompas.com - 26/01/2016, 15:49 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri sekaligus Chairman Lippo Group, Mochtar Riady, memastikan bisnis properti di Indonesia tidak akan mengalami gelembung (bubble) seperti negara China, Amerika Serikat atau lainnya.

"Saya tidak melihat bubble properti di Indonesia. Karena kebutuhan properti, terutama hunian masih sangat tinggi, sementara pasokan terbatas. Belum ada keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan," papar Mochtar kepada Kompas.com, usai peluncuran buku "Manusia Ide", di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (26/1/2016). 

Menurut Mochtar, masih jauhnya kondisi bubble karena harga properti di Indonesia masih jauh lebih rendah ketimbang di Malaysia, atau Singapura. 

Kedua, masyarakat Indonesia yang membutuhkan rumah masih jauh lebih banyak daripada angka 13,5 juta yang tercatat secara resmi di Biro Pusat Statistik (BPS). 

Ketiga, peraturan perbankan yang ketat terkait asal usul uang yang dibelanjakan masyarakat merupakan pencegah bubble sekaligus "penghambat" bertumbuhnya bertumbuhnya sektor properti lebih pesat.

"Belum lagi masalah perpajakan. Akan ada banyak pertimbangan orang atau invetsor untuk membeli properti. Jadi untuk dikatakan Indonesia menuju bubble masih jauh," cetus Mochtar.

Kendati saat ini sektor properti sedang mengalami perlambatan, kata Mochtar, adalah kondisi wajar. Karena bisnis apa pun, termasuk properti pasti mengalami siklus. 

Makin ke atas siklus akan semakin tumbuh bisnis tersebut. Sebaliknya, makin ke bawah siklus, bisnis properti akan makin terkoreksi. 

"Dan saya tidak melihat itu sebagai bubble. Kuncinya, sektor perbankan harus memperbaiki sistemnya dengan baik dan benar. Terlebih, sektor properti merupakan salah satu penggerak perekonomian negara," tandas Mochtar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com