Kelas menengah
Pusat perbelanjaan modern di Kota Solo menargetkan konsumen kelas menegah. Hal ini dapat dilihat dari jenis peritel yang berada di mal-mal yang beroperasi saat ini. Sebagian besar mal di kota terbesar kedua Jawa Tengah ini terdiri atas 4-7 lantai dan mengusung konsep Lifestyle Center.
Solo Grand Mall yang dibuka pada 2004 memiliki luas bangunan 63.000 meter persegi. Saat ini merupakan mal tertua, diikuti dengan Solo Square, keduanya terletak di Jl Slamet Riyadi yang merupakan jantung Kota Solo. Lokasi strategis dan kemudahan akses tersebut mendukung keberadaan kedua pusat belanja ini ramai dikunjungi.
Kehadiran Solo Paragon Lifestyle Mall di Jl Yosodipuro dan Hartono Mall di Solo Baru menambah jumlah total pasokan pusat perbelanjaan modern pada tahun 2012 dengan luas bangunan masing-masing sebesar 60.000 meter persegi, dan 100.000 meter persegi.
Yang berbeda adalah The Park yang beroperasi pada tahun 2013. Pusat belanja ini mengadopsi tema kawasan hijau, tidak jauh dari Hartono Mall yang memang ditujukan untuk menjadi kawasan central business district (CBD). Berbeda dengan mal lainnya di Kota Bengawan, The Park tidak hanya ditujukan sebagai pusat perbelanjaan, namun juga tempat berlangsungnya event berskala internasional.
Secara garis besar, tingkat hunian pusat perbelanjaan di Kota Solo tergolong tinggi dengan angka rerata di atas 80 persen dan harga sewa berada pada rentang Rp 200.000–Rp 300.000 per meter persegi per bulan.