Area tangkapan
Selain bisnis hunian, terutama apartemen, Semarang juga potensial untuk bisnis pergudangan dan kawasan industri.
Menurut Direktur Properti PT Adhi Persada Properti (APP) Pulung Prahasto, rumah toko dan pergudangan yang dibesut perusahaan, Grand Dhika Commercial Estate, laku terserap pasar kurang dari satu tahun.
"Industri manufaktur, logistik, dan consummer goods serta industri pengolahan makanan membutuhkan gudang penyimpanan. Ini yang kemudian produk kami disambut antusias," tutur Pulung.
Semarang, lanjut dia, sangat strategis. Lokasinya berada di dalam jalur lintasan Jakarta-Surabaya. Selain itu, ibu kota Jawa Tengah ini juga menjadi hub bagi distribusi barang dan jasa ke wilayah Jawa Tengah, dan Yogyakarta di bagian selatan.
Karena itu, wilayah tangkapan atau catchment area yang disasar para pengembang lebih luas. Selain Semarang dan sekitarnya juga Pekalongan, Tegal, Brebes, Jepara, Solo, dan Yogyakarta.
Dengan luasnya wilayah tangkapan ini, bahkan CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, memproyeksikan Semarang sebagai alternatif bagi Jakarta untuk bisnis kawasan industri dan pergudangan.
Karena itulah, PT PP Properti Tbk berani memasang target senilai Rp 550 miliar dari dua menara Amartha View yang dikembangkannya.
"Pembelinya dari area-area yang disebut di atas. Mereka investor, end user, dan pebisnis yang punya usaha di kawasan industri Semarang dan Jawa Tengah pada umumnya," pungkas Galih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.