Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghitung Peluang Bisnis Properti di Semarang

Kompas.com - 02/11/2015, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kegairahan bisnis properti di Semarang mulai terlihat sejak tiga tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan berbagai pengembangan mulai dari apartemen, hotel, pusat belanja, perkantoran, hingga pergudangan dan kawasan industri.

Berdasarkan catatan Kompas.com, hingga September 2015, setidaknya terdapat 37 proyek properti baru yang sudah dan sedang dikembangkan di ibu kota Jawa Tengah ini. Sebanyak 14 di antaranya merupakan proyek multifungsi dengan nilai investasi serentang Rp 350 miliar hingga Rp 1,5 triliun.

Proyek-proyek tersebut dibangun tidak saja oleh pengembang lokal macam Pollux Properties Group, melainkan juga raksasa properti Nasional seperti Lippo Group, Sinarmas Land Group, dan Ciputra Group.

Bahkan pengembang-pengembang BUMN ikut terpincut berburu pundi di Semarang. Sebut saja PT HK Realtindo yang membangun HAKA Hotel, PT PP Properti Tbk yang membesut apartemen 7 menara bertajuk Amartha View, dan PT Adhi Persada Properti (APP) yang menggarap rumah toko, kios, dan hotel Grand Dhika.

Apa yang membuat mereka mau masuk Semarang?

Hasil riset Bank Indonesia (BI) atas perkembangan harga properti komersial dan residensial per kuartal III-2015 mungkin bisa menjadi jawaban aktual. Menurut BI, Semarang mencatat pertumbuhan harga residensial tertinggi di Pulau Jawa dengan angka rerata 10,35 persen. Kota ini hanya kalah dari Makassar, dan Batam di level nasional yang masing-masing membukukan kenaikan rerata 12,94 persen, dan 11,07 persen.

cdn-hotels.com Tipikal lobi hotel CitraDream.
Sedangkan perkembangan properti komersial, terutama untuk perkantoran, apartemen, hotel, dan kawasan industri, Semarang cenderung menunjukkan stabilitas harga selama kuartal II-2015. Untuk perkantoran tarif sewa naik 7,63 persen menjadi Rp 171.002 per meter persegi per bulan dari kuartal sebelumnya Rp 158.663 per meter persegi per bulan. Adapun pasokan baru sekitar 57.392 meter persegi dengan tingkat hunian 95,8 persen atau turun 1,81 persen.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau