Padahal, kata Anwari, merek berbau Indonesia tak kalah elok. Bahkan, produk properti dengan nama lokal justru diburu orang. Sebut saja "Kota Baru Parahyangan" yang sukses merebut hari para investor, baik yang berdarah Sunda maupun nusantara, atau Plaza Indonesia, dan Plaza Senayan. Bahkan, kedua pusat belanja ini belum tergoyahkan hingga saat ini sebagai paling mewah di Indonesia dan senantiasa ramai pengunjung.
Namun demikian, dia memafhumi, sah-sah saja bagi pengembang menggunakan istilah asing untuk menjual produknya. Asalkan mereka mampu membawa "mimpi" dari istilah asing itu ke dalam produk properti yang berkualitas.
"Karena pada dasarnya, pengembang menawarkan 'mimpi' kehidupan kota-kota lain di mancanegara untuk 'dibumikan' di Indonesia. Jangan sampai kontradiktif, menamainya dengan 'Orange County' tapi kualitas kehidupan mirip di Ujung Berung dengan kabel-kabel listrik melintang," tandas Anwari.