Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2015, 10:41 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Tinggal di apartemen dekat pusat kota atau tempat beraktivitas sehari-hari, merupakan pilihan paling rasional untuk saat ini. Selain praktis, tinggal aparteman juga meningkatkan waktu kebersamaan dengan keluarga.

Itulah motivasi utama kalangan urban rela tinggal di "rumah bertumpuk". Pertimbangan utama lainnya adalah efisiensi waktu, dan biaya. 

Namun, bagi Anda yang sudah atau baru akan memutuskan tinggal di apartemen, sebaiknya memahami aturan, dan biaya-biaya yang harus dibayar. Tentu saja, apa yang anda bayarkan akan sangat terkait dan memengaruhi kenyamanan tinggal di apartemen.

Berbeda dengan rumah tapak (landed house), tinggal di apartemen pada kenyataannya jauh lebih mahal. Ini dimungkinkan karena gedung apartemen harus dikelola secara profesional oleh suatu badan yang disebut badan pengelola. Untuk menciptakan profesionalitas itu, tentu saja membutuhkan biaya besar.

Badan pengelola sendiri tugasnya adalah menjalankan operasionalisasi gedung dan menjaga ketertiban umum di lingkungan apartemen. Selain juga hal-hal umum lainnya macam memelihara fasilitas bersama, seperti jalan kompleks, taman dan peralatan vital lift, panel-panel listrik, dan saluran air bersih.

Yang sering menjadi pertanyaan adalah, darimana badan pengelola mendapatkan dana untuk membiayai perawatan dan gaji karyawan? Tak lain dan tak bukan, dana tersebut diperoleh dari Iuaran Pengelolaan Lingkungan (IPL) yang ditarik dari pemilik/penghuni apartemen secara proporsional, sesuai dengan luas unit.

Sayangnya, penentuan besaran tarif IPL ini selalu menjadi polemik antara pengurus Penghimpunan Penghuni dan Pemilik Satuan Rumah Susun (P3SRS) dengan pemilik/penghuni apartemen. Terlebih ketika terjadi gejolak ekonomi yang menyebabkan harga-harga material dan operasional gedung meningkat.

Untuk menutupi defisit biaya perawatan gedung, tarif IPL pun mau tak mau harus disesuaikan atau dinaikkan. Tetapi kenaikan IPL tak selalu berjalan mulus. Karena ada saja pemilik/penghuni yang menolak, bahkan tidak jarang berujung dengan demonstrasi.

Penentuan tarif IPL

Bagaimana menentukan tarif IPL? Menurut Ketua Komite Budget Inner City Management (ICM), Hendra Rahardja, untuk menentukan besaran tarif IPL, P3SRS terlebih dahulu harus tahu pendapatan apa saja yang selama ini diperoleh apatemen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com