Selain itu, menurut Head of Research JLL, Anton Sitorus, dalam peta bisnis properti Indonesia, posisi aktual Surabaya berada di peringkat kedua setelah Jakarta. Meksipun beberapa kota lainnya seperti Medan, dan Makassar mulai mengejar ketinggalan dengan membangun megaproyek-megaproyek properti, Surabaya masih kokoh mengekor Jakarta.
"Surabaya kuat di subsektor perumahan. Lahan masih banyak, kebutuhan tinggi. Subsektor apartemen mulai mengikuti, meskipun untuk saat ini masih didominasi oleh pembelian untuk kepentingan investasi. Berikutnya adalah pusat belanja, di mana pasokan dan permintaan berada dalam kondisi seimbang," tutur Anton.
Diakui Chief Operational Officer PT Intiland Development Tbk, Sinarto Darmawan, bahwa pasar properti di kota terbesar kedua Indonesia ini terus tumbuh dan mengalami percepatan luar biasa. Kendati secara nasional sektor properti mengalami perlambatan, namun Surabaya tetap bergerak dinamis.
"Pembangunan tetap berjalan, proyek baru banyak yang dilansir. Terutama pada semester kedua pasca pemilihan presiden 2014. Kami sendiri berencana mengeluarkan proyek baru apartemen dengan golf view. Saat ini masih dalam tahap desain," jelas Sinarto kepada Kompas.com, Jumat (22/8/2014).
Lebih lanjut Sinarto mengatakan, proyek-proyek Surabaya memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan PT Intiland Development Tbk yakni sebesar Rp 338 miliar atau 90 persen dari target yang ditetapkan.
Perkantoran Spazio menyumbang sekitar Rp 118 miliar, Ngoro Industrial Park Rp 111 miliar, Graha Family dan Graha Natura sekitar Rp 84 miliar dan Praxis Apartment serta Sumatera 56 senilai Rp 25 miliar.
"Kami akan menggenjot terus proyek-proyek baru, baik residensial tapak maupun hunian vertikal dan juga properti komersial," imbuh Sinarto.
Raksasa lainnya yang optimistis dengan pasar properti Surabaya adalah PT Pakuwon Jati Tbk. Pengembang ini sukses meraup pendapatan semester I sebesar Rp 1,88 triliun, berkat penjualan unit-unit perumahan (landed residential) di Pakuwon City, Surabaya Timur.
Pakuwon City merupakan penyumbang utama peningkatan pendapatan perseroan dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 20,9 triliun tersebut.
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk, Minarto Basuki, mengatakan, perseroan saat ini tengah mengerjakan pembangunan dan mengejar target pembukaan Tunjungan Plaza V dengan gedung ikonik pada awal 2016 mendatang.
Tunjungan Plaza V merupakan properti multifungsi yang merangkum kondominium, perkantoran strata, dan pusat belanja. Hingga Juni 2014, tingkat penjualan perkantoran sudah mencapai 27 persen dengan komitmen berasal dari perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, perbankan, dan penerbangan.
"Ketinggian gedung masih tetap 50 lantai. Kami pastikan rampung dan beroperasi seluruhnya pada awal 2016. Sementara untuk pusat belanjanya, dibuka pada 2015 dan kondominiumnya diserahterimakan secara bertahap mulai 2015 hingga 2016," jelas Minarto.
Selain Tunjungan Plaza V, Pakuwon juga kini tengah menggarap Tunjungan Plaza VI yang meliputi kondominium, pusat belanja, perkantoran, dan hotel bintang empat, membangun 4 menara kondominium Edu City di Pakuown City, Surabaya Timur, dan klaster Grand Island.
"Pada tahun ini juga kami membuka perumahan skala kota Grand Pakuwon di Surabaya Barat," pungkas Minarto.