Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surabaya Semakin Bergelora!

Kompas.com - 22/08/2014, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Konstelasi pasar properti di Surabaya, Jawa Timur, semakin panas dan bergelora. Pasalnya, beberapa pengembang raksasa skala nasional, menjadikan wilayah ini sebagai profit center  yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

Selain itu, menurut Head of Research JLL, Anton Sitorus, dalam peta bisnis properti Indonesia, posisi aktual Surabaya berada di peringkat kedua setelah Jakarta. Meksipun beberapa kota lainnya seperti Medan, dan Makassar mulai mengejar ketinggalan dengan membangun megaproyek-megaproyek properti, Surabaya masih kokoh mengekor Jakarta.

"Surabaya kuat di subsektor perumahan. Lahan masih banyak, kebutuhan tinggi. Subsektor apartemen mulai mengikuti, meskipun untuk saat ini masih didominasi oleh pembelian untuk kepentingan investasi. Berikutnya adalah pusat belanja, di mana pasokan dan permintaan berada dalam kondisi seimbang," tutur Anton.

Diakui Chief Operational Officer PT Intiland Development Tbk, Sinarto Darmawan, bahwa pasar properti di kota terbesar kedua Indonesia ini terus tumbuh dan mengalami percepatan luar biasa. Kendati secara nasional sektor properti mengalami perlambatan, namun Surabaya tetap bergerak dinamis.

"Pembangunan tetap berjalan, proyek baru banyak yang dilansir. Terutama pada semester kedua pasca pemilihan presiden 2014. Kami sendiri berencana mengeluarkan proyek baru apartemen dengan golf view. Saat ini masih dalam tahap desain," jelas Sinarto kepada Kompas.com, Jumat (22/8/2014).

Lebih lanjut Sinarto mengatakan, proyek-proyek Surabaya memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan PT Intiland Development Tbk yakni sebesar Rp 338 miliar atau 90 persen dari target yang ditetapkan.

Perkantoran Spazio menyumbang sekitar Rp 118 miliar, Ngoro Industrial Park Rp 111 miliar, Graha Family dan Graha Natura sekitar Rp 84 miliar dan Praxis Apartment serta Sumatera 56 senilai Rp 25 miliar.

"Kami akan menggenjot terus proyek-proyek baru, baik residensial tapak maupun hunian vertikal dan juga properti komersial," imbuh Sinarto.

Raksasa lainnya yang optimistis dengan pasar properti Surabaya adalah PT Pakuwon Jati Tbk. Pengembang ini sukses meraup pendapatan semester I sebesar Rp 1,88 triliun, berkat penjualan unit-unit perumahan (landed residential) di Pakuwon City, Surabaya Timur.

Pakuwon City merupakan penyumbang utama peningkatan pendapatan perseroan dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 20,9 triliun tersebut.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk, Minarto Basuki, mengatakan, perseroan saat ini tengah mengerjakan pembangunan dan mengejar target pembukaan Tunjungan Plaza V dengan gedung ikonik pada awal 2016 mendatang.

Tunjungan Plaza V merupakan properti multifungsi yang merangkum kondominium, perkantoran strata,  dan pusat belanja. Hingga Juni 2014, tingkat penjualan perkantoran sudah mencapai 27 persen dengan komitmen berasal dari perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, perbankan, dan penerbangan.

"Ketinggian gedung masih tetap 50 lantai. Kami pastikan rampung dan beroperasi seluruhnya pada awal 2016. Sementara untuk pusat belanjanya, dibuka pada 2015 dan kondominiumnya diserahterimakan secara bertahap mulai 2015 hingga 2016," jelas Minarto. 

Selain Tunjungan Plaza V, Pakuwon juga kini tengah menggarap Tunjungan Plaza VI yang meliputi kondominium, pusat belanja, perkantoran, dan hotel bintang empat, membangun 4 menara kondominium Edu City di Pakuown City, Surabaya Timur, dan klaster Grand Island. 

"Pada tahun ini juga kami membuka perumahan skala kota Grand Pakuwon di Surabaya Barat," pungkas Minarto.

Sedangkan PT Ciputra Surya Tbk yang membangun Citraland Surabaya, dan superblok Ciputra World Surabaya, memberikan konstribusi sekitar Rp 847,53 miliar terhadap induk perusahaan PT Ciputra Development Tbk.

Surabaya timur

Jika dalam lima sampai sepuluh tahun lalu, orientasi pembangunan properti berkutat di Surabaya pusat dan barat, kini angin perubahan bergerak ke arah timur dan selatan.

Menurut Anton, Surabaya timur mulai diincar investor properti karena pertumbuhan pembangunan proyek baru lebih tinggi ketimbang kawasan lainnya. "Pasokan lahan melimpah, aksesibilitas sangat memadai. Selain itu, menawarkan potensi pertumbuhan harga tak kalah tinggi dengan kawasan eksisting lainnya yang sudah mapan lebih dulu," urai Anton.

Hal tersebut diamini Minarto, dan Sinarto. Keduanya sepakat bahwa orientasi pengembangan mengarah ke timur. Hanya, kata Sinarto, Surabaya barat didominasi oleh investor pendatang, sedangkan timur oleh pembeli lokal.

Minarto menegaskan, meskipun Surabaya selatan masih memiliki lahan surplus, namun sudah masuk wilayah Sidoarjo. Sementara wilayah timur lebih berkembang karena pembangunan propertinya lebih pesat.

Anton menambahkan, saat ini harga properti di Surabaya timur sudah menembus angka sekitar Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per meter persegi. Ini artinya, properti kelas menengah mendapat porsi mayoritas dan paling diminati pasar.

Megaproyek

Menurut catatan Kompas.com, pada semester kedua 2014, terdapat 33 proyek properti komersial besar, termasuk apartemen, kondotel, hotel, dan pusat belanja yang sedang dalam tahap konstruksi.

Dari sejumlah itu, 10 di antaranya merupakan proyek multifungsi (mixed use) yang merangkum beberapa jenis fungsi properti.

Satu di antaranya yang tengah menjadi sorotan adalah Tunjungan City dengan Tunjungan Plaza V dan Tunjungan Plaza VI. Di dalam area pengembangan Tunjungan Plaza V terdapat pencakar langit tertinggi di Surabaya, sekaligus Jawa Timur yang menjulang 50 lantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com