Postulat tersebut semakin relevan saat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Percepatan pembangunan infrastruktur akan meningkatkan daya saing komparatif sekaligus menstimulasi terjadinya mobilisasi arus barang, manusia dan jasa yang lebih aktif.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak, mengutarakan hal tersebut saat memaparkan Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN 2015, di Jakarta, Kamis (5/6/204).
"Pembangunan infrastruktur meningkatkan konektivitas antarpulau dan juga koridor ekonomi. Perannya sangat vital dan mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional," ujar Hermanto.
Pembangunan infrastruktur di Jadebotabek, contohnya. Pengerjaan Jalan Lingkar Luar Jakarta yang menghubungkan koridor barat, selatan, timur dan utara kawasan, terus dikebut. Diharapkan sebelum Idul Fitri 2014 sudah beroperasi seluruhnya.
"Nantinya masyarakat dari Kamal atau Cengkareng yang akan menuju Cikampek, tak perlu melewati Tol Dalam Kota. Masyarakat bisa langsung melalui Jakarta Outer Ring Road via Pasar Rebo, Cikunir dan langsung Tol Jakarta-Cikampek. Ini sangat efektif dan efisien," imbuh Hermanto.
Nilai properti
Pentingnya pembangunan infrastruktur juga dirasakan dan dialami para pengembang. Mereka berani membenamkan investasi ratusan miliar Rupiah untuk membuka kawasan yang akan dikembangkannya dengan membangun infrastruktur lebih dahulu.
PT Summarecon Agung Tbk., merupakan satu dari sekian banyak pengembang yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Mereka merogoh kocek sekitar Rp 200 miliar untuk membuka akses menuju Summarecon Bekasi dalam bentuk pembangunan jembatan layang KH Noer Ali di Bekasi Barat.
Selain itu, mereka juga membuka akes tol langsung Jakarta-Merak menuju Gading Serpong (Summarecon Serpong), dan kelak akan melakukan hal serupa di Summarecon Bandung, dan Summarecon Bogor.