Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soetjipto Nagaria: Summarecon Sukses Berkat Komitmen dan Fokus

Kompas.com - 03/09/2010, 14:07 WIB

Summarecon menerapkan aturan secara ketat, apa yang boleh dan tidak boleh. Kultur perusahaan ini dibentuk bukan dalam waktu satu-dua bulan, tapi perlu waktu relatif lama. Jumlah karyawan Summarecon yang tersebar di tiga lokasi, Kelapa Gading, Serpong, dan Bekasi, mencapai 3.000-an harus memahami kultur perusahaan.

Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan karyawan di Summarecon? Ini soal kultur perusahaan. Pertama tentu soal kepribadian. Contoh dalam urusan keluarga. Kalau ada karyawan yang kelakuannya nggak bener, misalnya ada peliharaan di luar, kami tak kasih toleransi.

Belum lagi dalam urusan pekerjaan, misalnya menerima komisi. Kami tak mengizinkan karyawan melakukan itu. Contoh karyawan membeli barang, lalu dapat sesuatu dari supplier, itu tabu di perusahaan ini.

Kami juga tak pernah mengulur-ulur pembayaran kepada kontraktor. Kapan mesti bayar, kami bayar. Jika misalnya telat, mesti jelas alasannya. Sebaliknya kami tak toleran pada kontraktor yang main gila, umpamanya kualitas kabel atau pipa yang rendah.

Ini salah satu yang saya bilang, inilah kultur perusahaan. Ada yang pengembang yang baru bayar enam bulan ke depan, padahal seharusnya dalam dua minggu. Uangnya diputar dulu. Itu kultur perusahaan lain yang tak baik.

Summarecon ingin melakukan hal-hal terbaik. Kami yakin jika kami melakukan hal yang baik, kami juga akan menerima hal yang baik.

Soal proyek baru Summarecon di Bekasi. Seperti apa wajah Summarecon Bekasi kelak? Proyek Summarecon Bekasi berada di dalam kota Bekasi. Dekat dengan Jakarta. Jadi ini salah satu penyangga kota Jakarta. Penduduknya dan industri di Bekasi juga sudah maju.

Kami sudah punya tanah di sana sudah cukup lama, sejak tahun 1980-an. Sekarang kami menganggap waktunya sudah tiba. Tanah kami di sana sekitar 250-an hektar, dan bisa dikembangkan menjadi 300 hektar. Kami lihat posisinya strategis.

Jika Anda tanya mengapa Summarecon Bekasi juga tetap laris manis. Saya pikir calon pembeli juga melihat produk kami sebelumnya di Kelapa Gading dan Serpong. Calon pembeli juga akan melihat komitmen tinggi pengembang. Dan Summarecon selalu menepati janji dan juga selalu memperhatikan konsumen.

Kami bukan pengembang yang setelah menjual rumah, lalu meninggalkan begitu saja. Jadi orang beli rumah, daerah sekitarnya tidak diurus. Sampah, lanskap tak ada yang mengatur sehingga lingkungan yang tak nyaman. Kondisi begini yang menyebabkan harga rumah tidak naik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com