Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepatan Infrastruktur Berdampak Positif pada Sektor Properti

Kompas.com - 28/07/2016, 20:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fokus pemerintah dalam mengejar pembangunan infrastruktur Indonesia akan berdampak positif terhadap sektor-sektor lainnya. Salah satu yang paling terdampak dalam kemajuan infrastruktur adalah sektor properti. 

"Begitu jalan, bandara, dan pelabuhan dibuka, yang bagus nanti ada yang bangun apartemen, rumah, kantor. Volumenya gede," ujar Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Christian Kartawijaya kepada Kompas.com usai Seminar Nasional Infrastruktur, Transportasi dan Logistik Nasional di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Menurut Chris, bisnis properti cenderung masih belum pulih akibat penurunan ekonomi yang berlangsung sejak akhir 2014.  Untuk mengembalikan kondisinya, perlu digiatkan pembangunan infrastruktur.

Selain itu, penetapan tax amnesty atau pengampunan pajak serta suku bunga satu digit.

"Kemungkinan ini akan menjadi stimulus positif, kredit pemilikan rumah (KPR) bunganya turun jadi semangat membeli rumah naik lagi," jelas Chris

Hingga saat ini, produksi semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk didominasi untuk memenuhi kebutuhan di sektor properti.

Sebanyak 76 persen hasil produksi semen masih digunakan untuk membangun rumah, kantor, apartemen, dan properti lainnya.

Sementara sisanya sebanyak 24 persen adalah produksi semen untuk infrastruktur, antara lain mass rapid transit (MRT), pelabuhan, dan bandara.

Semen over supply

Di sisi lain, produksi semen Nasional masih berlebih alias over supply. Kapasitas semen terpasang total saat ini mencapai 92 juta ton. Sedangkan volumenya baru terserap 62 juta ton.

"Tahun lalu 79 juta ton, tahun ini 92 juta ton. Makanya saya selalu katakan semen kita (Indonesia) pasti cukup," kata Chris.

Kapasitas Indocement juga bertambah menjadi 25 juta ton tahun ini. Sebelumnya, kapasitas pabrik 20,5 juta ton. Untuk mengatasi keadaan over supply ini, menurut Chris, adalah dengan menambah kapasitas ekspor.

Namun kendalanya kembali pada kebijakan pemerintah. Selain itu, tidak hanya Indonesia, negara-negasa Asia lainnya juga tengah mengalami over supply semen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com