Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"London Tak Butuh Lagi Pencakar Langit"

Kompas.com - 12/01/2015, 08:50 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Perlawanan terhadap pembangunan pencakar langit besar-besaran di London, kembali disuarakan para pakar arsitektur setempat. Satu di antaranya kantor arsitek yang dimiliki keluarga Quinlan dan Francis Terry.

Mereka menolak pembangunan gedung-gedung jangkung yang selama ini telah mengubah kaki langit dan wajah ibu kota Inggris, tersebut. Untuk saat ini saja, setidaknya terdapat 250 proyek pencakar langit baru yang akan dibangun.

Menurut Quinlan, London telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan ditandai dengan hadirnya struktur baru seperti The Shard yang didesain Renzo Piano, dan gedung kontroversial "Walkie Talkie" karya Rafael Vinoly.

Sebagai ganti penolakan atas 250 proyek gedung baru, Quinlan menawarkan proposal proyek di eks situs Hyde Park dalam gaya kota blok Paris yang dirancang George Eugène Haussmann pada abad 19. Proyek ini memiliki atap berfasad batu dengan penekanan pada pengembangan skala yang lebih kecil.

Selain keluarga Quinlan, profesional arsitek lainnya yang menyuarakan oposisi terhadap gedung pencakar langit adalah Paul Murrain. Dia merupakan seorang urbanis dan hingga kini menjadi penasihat arsitektur untuk Pangeran Charles dan Nicholas, anak laki-laki Smith, mantan penasihat kanselir, George Osborne.

Paul pun membentuk sebuah kelompok lobi bernama "Create Streets". Mereka telah mengidentifikasi rencana untuk pengembangan 18.000 rumah baru di sekitar pembangkit listrik Battersea. Termasuk skema yang disusun Frank Gehry dan Foster+Partners sebagai contoh utama tren pengembangan hunian masa depan.

"Kami didukung oleh orang-orang biasa dan memenangkan hati mereka, tetapi tidak untuk para politisi dan arsitek," ujar Quinlan.

Dia menambahkan, pencakar-pencakar langit yang mewarnai horison London dan terbuat dari baja dan kaca tidak menghasilkan bangunan yang berguna selama lebih dari 25 tahun.

"Untuk itu, kami berusaha membuat kepadatan dibanding membangun pencakar langit. London tak butuh itu. Jika Anda melihat Roma, Paris, dan Milan, Anda akan memiliki kepadatan perkotaan seperti itu," lanjut Quinlan.

"Create Streets" melaporkan, 
kebanyakan warga London merasa lebih bahagia, dan berkurang stresnya serta berpendapat kecil kemungkinannya untuk menjadi korban kejahatan di jalan-jalan konvensional ketimbang dalam bangunan besar bertingkat tinggi.

Laporan tersebut juga mengatakan warga London lebih sosial inklusif dengan konsep pengembangan jalan-jalan konvensional ketimbang berada di gedung pencakar langit. Nicholas mengatakan, saat ini Inggris berada dalam bahaya, kembali ke era perencanaan dengan dampak buruk tahun 1960-an.

"Populasi London meningkat cepat tetapi respon kita, justru membangun menara multi-tingkat yang bukan merupakan keputusan tepat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau