JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tiga investor lolos pra-kualifikasi pelelangan sistem transaksi tol non-tunai nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit memastikan hal itu kepada Kompas.com, Selasa (25/8/2020).
Menurut Danang, tiga investor tersebut di luar perusahaan pemrakarsa Roatex Ltd Zrt, asal Hongaria.
"Hasil pelelangan ini sudah dikirimkan ke seluruh 31 peserta pra-kualifikasi. Termasuk investor pemrakarsa," ujar Danang.
Baca juga: Dua Kriteria yang Harus Dipenuhi Peserta Tender MLFF
Namun demikian, Danang menolak menyebutkan nama ketiga investor tersebut karena akan diumumkan secara resmi setelah masa sanggah.
Untuk diketahui, saat ini merupakan masa sanggah yang berlangsung selama tujuh hari. Masa sanggah ini adalah kesempatan bagi 31 investor untuk mengajukan keberatan atas hasil pelelangan pra-kualifikasi.
"Kalau ada yang keberatan, sekarang saatnya masa sanggah," imbuh Danang.
Proyek sistem transaksi tol non-tunai nirsentuh berbasis MLFF merupakan prakarsa dari Badan Usaha (unsolicited project) asal Hongaria yakni Roatex Ltd Zrt yang telah disetujui sebagai pemrakarsa proyek sejak 31 Oktober 2019 lalu.
Roatex memiliki Hak Menyamakan Penawaran (right to match) proses pra-kualifikasi yang dilaksanakan sepenuhnya secara elektronik (daring).
MLFF sendiri merupakan bagian dari elektronifikasi transaksi di bidang transportasi yang didukung oleh lembaga pengelola yang berperan sebagai Toll Service Provider (TSP) atau Electronic Toll Collection (ETC).
Baca juga: Jasa Marga Dukung Penerapan Sistem Transaksi MLFF, Asal E-TLE Dijalankan
Proses pelelangan ini merupakan tindaklanjut dari rencana Pemerintah yang akan menerapkan sistem transaksi pembayaran tol non-tunai nirsentuh berbasis MLFF dengan memanfaatkan teknologi teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS).
Danang memastikan sistem transaksi berbasis MLFF ini akan meningkatkan efisiensi biaya operasional bagi badan usaha jalan tol (BUJT).
Dengan penerapan sistem ini, lanjut dia, BUJT akan menikmati penghematan biaya operasi dan masyarakat pengguna jalan tol akan diuntungkan.
Demikian halnya dengan badan usaha pelaksana (BUP) MLFF. Mereka dibayar oleh Pemerintah melalui badan layanan umum (BLU) yang ditugaskan sesuai mekanisme Perjanjian Pembayaran Biaya Layanan.
"Tidak ada biaya yang dibebankan kepada pengguna jalan tol, tidak di-top up ke kartu tol elektronik. Tetapi dari efisiensi gain BUJT," imbuh Danang.
Dengan demikian, tidak ada perubahan tarif tol seiring penerapan sistem transaksi berbasis MLFF ini.
Lebih jauh Danang menjelaskan, terdapat dua komponen dalam penerapan sistem transaksi tol ini, pertama adalah perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak atau sistem teknologinya.
"Prinsipnya, jika ada perintah dari BPJT dan terdapat akibat atas implementasi MLFF pasti diperhitungkan. Setiap tambahan investasi, kalau masuk dalam business plan kan selalu ada persetujuan dari kami," tegas Danang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.