Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Properti yang Ingkar Janji Bisa Didaftarhitamkan

Kompas.com - 31/08/2018, 15:50 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konflik antara pengembang properti dan konsumen kembali terjadi. Kali ini melibatkan PT Prioritas Land Indonesia (PLI) dengan konsumen K2 Park, Serpong, Banten.

Konflik terjadi karena PLI tak kunjung membangun apartemen yang sudah dipasarkan sejak 2014 tersebut.

Padahal, menurut perwakilan konsumen Sujanlie Totong SH, sebagian konsumen telah membayar lunas. Sementara, sebagian lainnya membayar melalui angsuran bertahap mulai 24 kali, hingga 36 kali.

Para konsumen yang merasa dirugikan menuntut PLI untuk menepati janjinya membangun apartemen yang dijadwalkan serah terima Desember 2018 sesuai Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB).

Baca juga: Apartemen Tak Kunjung Dibangun, Konsumen Tagih Uang Kembali 

Mereka juga menuntut PLI mengembalikan uang yang sudah dibayar. Tuntutan disampaikan karena hingga 21 Agustus 2018, kondisi proyek di lapangan masih berupa tanah kosong.

Sebenarnya, Sujanlie menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk melakukan pertemuan-pertemuan dengan Presiden Direktur PLI Marcellus Chandra. 

Namun, kata Sujanlie, pertemuan tersebut tak menghasilkan apa-apa. Alih-alih mengembalikan uang yang menjadi hak konsumen, PLI justru hanya memberi janji-janji kosong.

"Kami meminta kepastian kapan apartemen tersebut dibangun. Jawabannya nunggu investor baru. Padahal, kalau dihitung-hitung uang konsumen yang masuk diperkirakan mencapai  Rp 800 miliar sesuai news letter  yang dibagikan. Sementara kami totalnya ada 143 konsumen yang tergabung dalam whatsapp group," ungkap dia.

Jika tidak ada iktikad baik dari PLI untuk mengembalikan uang konsumen, Sujanlie dan konsumen lainnya akan melaporkan PLI dan Marcellus Chandra ke Polda Metro Jaya.

Kondisi proyek K2 Park per 21 Agustus 2018.Dokumentasi Ibento Kondisi proyek K2 Park per 21 Agustus 2018.
"Kami akan melaporkan PLI dan Marcellus ke Polda Metro Jaya pada awal September dengan tuduhan dugaan penipuan," kata Sujanlie.

Ketika dikonfirmasi, Marcellus menampik tuduhan telah melakukan penipuan. Selama ini, kata dia, konsumen justru yang telah mencemarkan nama baik PLI melalui media sosial dan mengancam pegawainya.

“Konsumen tuduh kami melakukan penipuan. Bahkan pegawai kami sampai diancam. Kami tidak terima dituduh penipuan, itu pencemaran nama baik. Izin ada. Kami lanjutkan proyek ini, ada dana dari investor,” tutur Marcellus.

Dia menambahkan, PLI serius melanjutkan proyek K2 Park dengan tetap berkantor di tempat yang sama yakni Ruko Paramount Blitz di Gading Serpong, dan akan melakukan serah terima jika apartemen selesai dibangun.

Daftar hitam

Menanggapi konflik antara PLI dan konsumen K2 Park, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin menilai, apa yang dilakukan PLI dapat dianggap sebagai sebuah tindakan penipuan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com