Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembaga dan Kuningan, Bahan Baku Utama Patung GWK

Kompas.com - 09/08/2018, 20:30 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembangunan GWK yang menghabiskan waktu 28 tahun akhirnya rampung. Seluruh modul yang berjumlah 754 buah sudah selesai terpasang.

Bahan baku atau material pembangunan permukaan patung Garuda Wisnu Kencana menggunakan logam tembaga.

Total keseluruhan tembaga yang digunakan seluas 25.000 meter persegi. Selain tembaga, permukaan patung juga dilapisi dengan kuningan.

“Dari pengalaman para seniman untuk patung yang besar paling mudah dan paling tahan dipakai dengan bahan tembaga. Hanya saja, tembaga mudah bergerak, nah untuk itu setelah bentuknya jadi, kita perkuat dengan kuningan,” ujar I Nyoman Nuarta kepada Kompas.com, Kamis (9/8/2018).

Baca juga: Patung GWK Tahan Gempa hingga Magnitudo 8

Pemilihan kuningan didasari karena bahan ini tidak menghantarkan panas, sekaligus memperkuat bahan.

Material ini dipilih karena memiliki sifat yang bertolak belakang. Bahan tembaga mudah menghantar kalor, berbeda dengan kuningan yang tidak mudah merambatkan panas.

Sifat lainnya adalah kuningan tidak mudah dibentuk seperti tembaga. Untuk itu, bahan ini sangat tepat digunakan untuk memperkuat tubuh patung yang terbuat dari tembaga agar tidak terjadi deformasi atau perubahan bentuk.

“Karena bentuknya besar sekali, kita perkuat dengan kuningan-kuningan yang berupa cross segitiga dilaskan begitu juga sekalian membentuk tekstur dari patung. Jadi dari jauh dia tidak glare,” kata Nuarta.

Struktur patung dibangun dengan menggunakan bahan stainless steel, sehingga patung akan memiliki daya tahan terhadap kekuatan gempa.

Sayangnya seratus persen material yang digunakan diimpor dari beberapa negara, seperti Jepang dan China.

Khusus untuk kuningan, Nuarta mengungkapkan bahwa material ini didatangkan khusus dari Jerman, yang memiliki kualitas terbaik. Sedangkan stainless diimpor dari India.

“Seluruh bahan terutama patungnya, tidak ada yang tidak impor,” ucap Nuarta.

Pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Nyoman Nuarta berfoto dengan latar belakang pemasangan bagian Mahkota Dewa Wisnu di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2018.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Nyoman Nuarta berfoto dengan latar belakang pemasangan bagian Mahkota Dewa Wisnu di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2018.
Warna patung

Nuarta menyebutkan tidak menggunakan cat khusus pada patung. Malah warna kehijau-hijauan yang terlihat dihasilkan dari proses oksida karbonat tembaga atau disebut patina.

“Bahan pembuatan mengalami proses patina. Kita proses dengan asam untuk mendapat percepatan warna,” ujar Nuarta.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau