Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Rumah Miliaran Rupiah hingga Anggaran Rusun Dicoret

Kompas.com - 09/08/2018, 20:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sejak lama harga tanah di Jakarta mahal. Terbatasnya pasokan menjadi alasannya. Tak heran, bila untuk membeli sebuah rumah tak cukup dengan dana ratusan juta.

Kabar soal mahalnya rumah di Jakarta ini merajai kabar terpopuler di kanal properti Kompas.com, sepanjang Rabu (8/8/2018).

Kabar lain yang tak kalah menarik yaitu soal dicoretnya anggaran pembangunan rusun yang sedianya dapat digunakan oleh kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.

Berikut kabar selengkapnya:

1. Sulitnya cari rumah seharga Rp 500 jutaan di Jaksel

Meroketnya harga rumah di Jakarta membuat masyarakat mengalami kesulitan mencari rumah dengan harga terjangkau sesuai kantong.

Tingginya harga tanah berpengaruh signifikan terhadap banderol harga rumah. Tak mengherankan rumah tapak yang dipasarkan tidak ada yang dibanderol Rp 500 jutaan.

Rata-rata sudah menyentuh angka lebih dari Rp 1 miliar per unit. Bahkan, di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang notabene di luar pusat kota, sulit menemukan rumah dengan harga ratusan juta rupiah.

Liputan selengkapnya, baca di sini.

Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis meninjau jembatan Maiskolan di Kecamatan Amanuban, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (8/8/2018).Sigiranus Marutho Bere/Kompas.com Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis meninjau jembatan Maiskolan di Kecamatan Amanuban, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (8/8/2018).

2. Jembatan penghubung dua negera di NTT nyaris ambruk

Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis meninjau jembatan Maiskolan di Kecamatan Amanuban, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur ( NTT).

Kondisi jalan yang menghubungkan Kabupaten TTS dengan Kabupaten Malaka dan Timor Leste, serta sejumlah obyek wisata menarik di Pantai Selatan Pulau Timor tersebut nyaris ambruk.
"Saya sudah lihat ini, dan ini sangat membahayakan kendaraan jika melintas di atas jembatan ini. Padahal rusaknya sudah dari tahun 2015 lalu," kata Fary kepada Kompas.com, Rabu (8/8/2018).

Saat meninjau jembatan itu, Fary ditemani Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional X Provinsi NTT Muktar Napitupulu bersama sejumlah stafnya.

Menurut politisi asal daerah pemilihan NTT 2 itu, pembangunan jembatan tersebut sebenarnya merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi (Pemprov) NTT Tetapi setelah dicari tahu informasi, Pemprov NTT sendiri sudah mengajukan anggaran untuk pembangunan jembatan tersebut.

Baca juga: Fary Tinjau Jembatan Penghubung Dua Negara yang Nyaris Ambruk

Ilustrasi rumahApartementtherapy Ilustrasi rumah

3. Pengembang ini tawarkan kapling tanah Rp 8,35 juta/meter persegi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau