JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah proyek infrastruktur jalan akan digarap di Kabupaten Asmat, Papua. Hal ini untuk memudahkan akses masyarakat menuju sejumlah fasilitas umum dan fasilitas sosial, seperti sekolah dan rumah sakit.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jalan di Asmat cukup mahal, bila dibandingkan kualitas jalan yang sama di Pulau Jawa.
Baca juga : Sulitnya Medan Asmat dan Upaya Mewujudkan Harapan
Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan bahan baku yang ada di wilayah kabupaten tersebut.
Seperti batu yang harus dikirim dari wilayah Surabaya, Poso atau Palu.
"Minimum bisa dua kali lipat dari anggaran biasanya," kata Arie di kantornya, Kamis (8/2/2018).
Sebagai gambaran, bila biasanya dibutuhkan anggaran sekitar Rp 12 juta untuk membangun jalan beton per meter, di Asmat dibutuhkan sekitar Rp 24 juta per meter.
Selain itu, juga akan dibangun jembatan gantung sepanjang 72 meter yang akan menggantikan jembatan lama.
Sekadar informasi, jembatan kayu eksisting saat ini sudah lapuk bahkan nyaris terputus. Untuk akses transportasi menuju RSUD, masyarakat biasanya menggunakan perahu lantaran kabupaten itu dikelilingi rawa-rawa.
"Jangan hitung internal rate of return (IRR). Kalau gitu, kita enggak akan bangun-bangun di Papua," tambah Arie.
Biasanya, untuk membangun sebuah sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dibutuhkan biaya sekitar Rp 200 juta hingga Rp 300 juta.
"Di sana bisa 2-3 kali lipat," ungkap Dwityo.
Pemerintah sendiri berencana membangun setidaknya 3 pamsimas untuk setiap distrik. Sementara, di sana terdapat sekitar 23 distrik yang akan dibangun pamsimas.
Sering dikira dikorupsi