Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Lama Terisolasi, Warga Pulau Timor Bisa Nikmati Jalan Mulus

Kompas.com - 09/09/2017, 14:45 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KompasProperti - Jalan sabuk merah perbatasan yang menghubungkan sejumlah kabupaten di selatan Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kota-kota di negara Timor Leste sangat membantu warga dalam beraktivitas.

Anggota DPRD Provinsi NTT Alfridus Bria Seran mengatakan, dengan dibukanya jalan sabuk merah di perbatasan itu, membuat warga yang selama ini terisolasi menjadi sangat terbantu.

"Masyarakat senang pemerintah pusat memperhatikan wilayah perbatasan seperti Belu, Malaka dan Timor Tengah Utara (TTU). Karena itu pembangunan infrastruktur baik di sektor selatan maupun sektor utara terus giat dibangun," kata Alfridus kepada KompasProperti, Sabtu (9/9/2017).

Menurut Alfridus, jalan sabuk merah perbatasan mulai jalur Selatan Pulau Timor yakni Batu Putih Kabupaten Timor Tengah Selatan, kemudian Kabupaten Malaka, Kabupaten Belu hingga bagian utara Pulau Timor atau tepatnya di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), saat ini telah dinikmati oleh masyarakat.

"Kita sangat berterima kasih karena dengan jalur baru itu telah membuka isolasi daerah yang sangat terpencil dan susah mendapat akses oleh karena keterbatasan dana APBD 1 dan 2," ucap politisi Partai Golkar itu.

Daerah yang selama ini terisolasi, lanjut Alfridus, mulai terbuka sehingga akses manusia, barang dan komoditas, dari dan menuju kawasan sekitar lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

"Di Kobalima Timur, Malaka, masyarakat sangat terbantu atas perhatian pemerintah yang telah membuka jalur infrastruktur. Jalannya bagus, lebar, mulus," tuturnya.

Hanya, masih ada sekitar 10 kilometer jalan di bagian Kabupaten Timor Tengah Selatan yang rusak dan dalam proses perbaikan. Dipastikan pekerjaan perbaikan akan kelar pada tahun 2018 mendatang.

"Meski begitu kami tetap apresiasi kepada pemerintah pusat. Dulu jalur itu tidak terjamah sama sekali dan kini jalur itu menjadi jalur ekonomis baru," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com