Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Asia Pasifik Berpaling ke Hongkong dan Singapura

Kompas.com - 02/08/2016, 22:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

KOMPAS.com - Knight Frank melaporkan, investor properti Asia Pasifik pada tahun ini mulai mengubah lahan investasinya ke Singapura dan Hongkong.

Kelangkaan aset utama pada semester I-2016 mendorong perpindahan lahan investasi yang biasanya terjadi di Jepang dan Australia.

Kedua kota tersebut telah menjadi alternatif perlindungan aset yang aman untuk tiga investasi terbesar tahun ini. Sedangkan Jepang dan Australia mengalami penurunan dalam transaksi properti komersial.

Laporan Knight Frank ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian Jones Lang LaSalle terkait topik yang sama.

Dalam penelitiannya, JLL menyatakan bahwa pasar Hongkong justru anjlok, sedangkan Jepang, Singapura, dan Australia relatif meningkat dan stabil.

Baca: China dan Hongkong Anjlok, Transaksi Properti di Singapura, Jepang, dan Australia Menguat

Akuisisi Asia Square Tower 1 di Singapura oleh Qatar Investment Authority dengan dana 2,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dari Blackrock menjadikannya sebagai transaksi terbesar Asia Pasifik tahun ini.

Transaksi terbesar kedua dan ketiga terjadi di Hongkong dengan penjualan dan penyewaan kembali bunga China Estate di Mass Mutual Tower ke Evergrande sebesar 1,6 miliar dollar AS dan Dah Sing Financial Centre yang dibeli oleh China Everbright sebesar 1,3 miliar dollar AS.

Di Jepang, kekurangan persediaan kantor primer di pasar central business district (CBD) Tokyo menyebabkan investor fokus pada pasar sekunder.

Hilda B Alexander/Kompas.com Singapura
Sebagai tambahan, pengenalan suku bunga negatif dari Bank of Japan gagal menghentikan apresiasi terhadap mata uang Yen sehingga membuat properti Jepang lebih mahal untuk diperoleh para investor asing.

Sementara itu di Australia, akuisisi besar termasuk pembelian 75 persen saham oleh Investa Property (ICPF) terhadap 420 George Street seharga 340 juta dollar AS dan akuisisi Charter Hall terhadap Macquarie Bank Building senilai 379 juta dollar AS menunjukkan terus meningkatnya permintaan aset primer karena keduanya berlokasi di CBD Sydney.

Di saat bersamaan dengan berkembangnya properti komersial di Singapura dan Hongkong, terjadi pula penurunan keseluruhan di sektor residensial.

Harga rumah di Hongkong telah turun 11 persen sejak puncaknya pada September 2015 dan di Singapura, harga rumah-rumah pribadi juga terus melemah hingga kuartal II 2016 ini.

Baca: Akhirnya, Penjualan Hunian di Hongkong Tumbuh Tipis

Di samping itu, kedua kota tersebut masih menempati lima besar kota di Asia dengan biaya hidup paling mahal.

Baca: 5 Kota dengan Biaya Hidup Paling Mahal di Asia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com