Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada dalam Daftar "Offshore Leaks", Ketua Umum REI Bungkam

Kompas.com - 08/04/2016, 10:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain Agung Podomoro Group, nama besar lain di sektor properti yang masuk dalam daftar "Offshore Leaks" adalah Eddy Hussy.

Eddy merupakan Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) atau asosiasi pengembang properti yang berkedudukan di Indonesia.

Pria berkulit terang ini tercatat dalam daftar "Offshore Leaks" sebagai direktur Rossborne Holdings Ltd sejak tahun 23 Juni 2009. 

Selain menjabat sebagai direktur, Eddy juga merupakan pemegang saham Rossborne Holdings Ltd bersama Jimmy Samantha, Pang Teck Huat. 

Eddy mencatatkan dirinya saat membentuk perusahaan itu berdasarkan domisili di RT 04/06 Perumahan Anggrek Mase 33, Kota Batam, Kepulauan Riau. 

Menurut International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ), Rossborne Holdings Ltd hingga kini berstatus masih aktif.

Saat dikonfirmasi berkali-kali oleh Kompas.com pada Rabu (6/4/2016), dan Kamis (7/4/2016) Eddy tak memberikan tanggapan hanya membaca pesan dan pertanyaan yang diajukan melalui whatsapp, dan tidak mengangkat komunikasi melalui telepon.

Berbeda dengan "Panama Papers" yang berangkat dari bocornya data firma hukum Mossack Fonseca, "Offshore Leaks" berasal dari data yang didapat dari firma hukum Portcullis TrustNet di Singapura dan Commonwealth Trust Ltd di British Virgin Island (BVI).

Firma hukum tersebut berkantor pusat di Singapura. Awalnya, pengacara asal Singapura David Chong membeli TrustNet dan bergabung dengan Offshore Portcullis.

Portcullis TrustNet mempunyai klien sejumlah 77.000 individu dan institusi. Sebanyak 45.000 klien di antaranya berasal dari China, Taiwan, dan beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Beda "Panama Papers" dan "Offshore Leaks"

Mereka yang masuk dalam daftar "Panama Papers" adalah para pengusaha yang ditengarai melarikan hartanya ke negara-negara tax haven dengan bantuan Mossack Fonseca.

Hal itu dilakukan dengan berbagai motif. Salah satunya adalah untuk menghindari pajak serta pencucian uang.

Meskipun "Panama Papers" belum dipublikasikan secara luas, "Offshore Leaks" lebih dulu mengguncang publik.

"Offshore Leaks" juga lebih luas cakupannya. Bukan hanya pengusaha, melainkan juga pejabat, akademisi, jurnalis, hingga aktivis yang terkenal dengan penolakannya terhadap neoliberalisme.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau