Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Konsep Stasiun Kereta di Kota-kota Masa Depan...

Kompas.com - 03/04/2014, 13:41 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com — Dua desainer Inggris, Christopher Christophi dan Lucas Mazarrasa, baru saja merancang hyper-speed train vertikal hub, yaitu sebuah proposal stasiun kereta terintegrasi berbentuk vertikal sebagai bagian dari Kompetisi Pencakar Langit "eVolo" 2014. Rancangan tersebut muncul dari kesadaran akan kebutuhan masyarakat urban dalam menghadapi tantangan populasi yang semakin tinggi. 

Sebagai negara yang terus berinvestasi dalam jaringan kereta api berkecepatan tinggi, skema ini disiapkan untuk mengatasi tantangan yang tak terelakkan pada kota-kota besar dunia dalam menghadapi tahun 2075, termasuk di Inggris. Kedua desainer itu membayangkan bahwa populasi masa depan akan berkonsentrasi di kota-kota urban seiring tingginya permintaan barang, sumber daya alam, pangan, bahan bakar, serta lahan atau tanah meningkat secara dramatis.

Kedua desainer sepakat, dalam upaya memecahkan masalah tersebut, proposal ini dirancang untuk memaparkan bahwa transportasi cepat dapat "hidup" di kota-kota masa depan. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akses cepat, melainkan juga untuk mengurangi emisi karbon dioksida, kesiapaan meningkatkan keamanan energi, serta memuluskan jalan bisnis dan perdagangan internasional.

Proyek tersebut rencananya akan menjadi bagian dari infrastruktur gedung modular yang dapat diterapkan untuk mendukung setiap kota di seluruh dunia. Gedung stasiun tersebut akan menghubungkan ke semua stasiun kereta cepat bawah tanah dengan jarak rata-rata 300 mil dalam waktu 30 menit.

Stasiun kereta tersebut akan menggantikan stasiun-stasiun kereta api yang ada sebelumnya. Bisa dikatakan, ini proyek membalik bentuk dan fungsi stasiun tradisional saat ini dengan desain vertikal. Kedua desainer tersebut berupaya mereformasi stasiun-stasiun lama menjadi bentuk gedung silinder untuk meningkatkan kebutuhan kapasitas manusia.

Dengan bentuk vertikal, bangunan stasiun tersebut akan meminimalkan penggunaan lahan di dalam kota. Sebutlah, misalnya, memanfaatkan tanah yang tersisa sekitar menara stasiun ini sebagai taman kota  yang mengarah menuju ke lorong stasiun.

Penumpang diarahkan masuk ke lobi utama gedung melalui atrium menuju kereta masing-masing. Sebagai transisi kereta api dari posisi horizontal dan naik sampai fasad secara vertikal, gerbong inden dengan cara yang mirip kincir angin raksasa ini memungkinkan penumpang untuk tetap dalam posisi tegak menghadap ke arah kota. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau