Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agresifnya China di tengah Infrastruktur Jakarta yang "Terbelakang"

Kompas.com - 02/04/2014, 17:13 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan sektor properti Indonesia, khususnya Jakarta, berlangsung sangat pesat. Ditandai agresifnya investor asing, terutama asal China, yang mengakuisisi, dan membangun properti dalam skala besar.

Namun, sayangnya, kemajuan tersebut tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur. Kondisi infrastruktur ibukota dinilai sangat terbelakang, sehingga menyulitkan bertumbuhnya investasi di sektor lain.

CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, mengutarakan hal tersebut terkait agresifnya investasi asing asal China di sektor properti Jakarta, kepada Kompas.com, Rabu (2/4/2014).

"Jika kondisi infrastruktur masih seperti sekarang, bukan tidak mungkin Jakarta akan kehilangan momentum sebagai kota yang bertumbuh dan bertransformasi menjadi sekelas kota global lainnya di dunia dengan properti berkualitas," ujar Hendra.

Seharusnya, lanjut Hendra, pemerintah mengarahkan para investor tersebut untuk membantu pengembangan infrastruktur, pelabuhan, jalan tol, bandara, mass rapid transit (MRT) dan lain sebagainya. Hal tersebut dinilai lebih memudahkan investasi lainnya, ketimbang harus bersaing dengan pemain properti lokal semata.

"Pasalnya, Jakarta sudah sangat terbelakang infrastrukturnya, bahkan bila dibandingkan dengan India. Pemerintah jangan hanya mengakomodasi investasi dan mengarahkannya hanya untuk sektor properti dengan konsentrasi area di CBD saja. Seharusnya juga ke kawasan lainnya. Jangan sampai kejadian investasi di India terulang di Indonesia karena kondisi infrastruktur kita mirip dengan India. Investor kabur, dan India kehilangan momentum," tandas Hendra.

Sebaliknya, jika pemerintah berkonsentrasi memperbaiki dan menambah infrastruktur demi kelancaran arus modal asing masuk ke dalam negeri, maka sektor properti Indonesia akan mengalami booming dan mencapai momentum puncaknya berkali-kali.

"Selain itu, dampaknya akan sangat luas bagi kemajuan sektor properti Indonesia. Bagus juga buat pendanaan pengembang properti lokal dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk properti. Dengan begitu, produk pengembang kita bisa naik kelas, dan disejajarkan dengan produk internasional lainnya," pungkas Hendra.

Diberitakan sebelumnya, kurun 2012-2013, terjadi penurunan pembangunan properti yang dikerjakan pengembang (investor) asing yang masuk kategori foreign direct investment (FDI). Penurunan mencapai 57 persen yang disebabkan ketidakpastian ekonomi India.

Ditambah lagi banyaknya pasok rumah baru yang tidak terserap. Sebaliknya, pembangunan infrastruktur justru baru dimulai sehingga memperparah kondisi pasar properti India.

Properti sendiri berkontribusi sebesar 11 persen dari total FDI India antara April 2000 hingga Juni 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tol Serang-Panimbang Tambah Fasilitas dan Layanan Selama Lebaran, Apa Saja?

Tol Serang-Panimbang Tambah Fasilitas dan Layanan Selama Lebaran, Apa Saja?

Berita
Waskita Beton Bayar Utang Lagi ke Kreditur, Totalnya Rp 106,36 Miliar

Waskita Beton Bayar Utang Lagi ke Kreditur, Totalnya Rp 106,36 Miliar

Berita
Pekerja Ekonomi Kreatif yang Tak Punya Slip Gaji Bakal Dapat Alokasi Rumah Subsidi

Pekerja Ekonomi Kreatif yang Tak Punya Slip Gaji Bakal Dapat Alokasi Rumah Subsidi

Berita
6 Fakta Tol Padang-Sicincin, Pertama dan Terindah di Sumatera Barat

6 Fakta Tol Padang-Sicincin, Pertama dan Terindah di Sumatera Barat

Berita
OXO Group Gandeng Chris Precht Bangun Proyek 'Wellness Living' di Bali

OXO Group Gandeng Chris Precht Bangun Proyek "Wellness Living" di Bali

Hunian
Ara: Konsumen Rumah Subsidi Harus Dilindungi secara Konstitusi

Ara: Konsumen Rumah Subsidi Harus Dilindungi secara Konstitusi

Berita
[POPULER PROPERTI] Pemerintah Minta Maaf Soal Kesalahan Relokasi Warga Rempang

[POPULER PROPERTI] Pemerintah Minta Maaf Soal Kesalahan Relokasi Warga Rempang

Berita
Dituding Bohong dan Hanya 'Omdo' oleh Pengembang, Ara: Rakyat yang Menilai

Dituding Bohong dan Hanya "Omdo" oleh Pengembang, Ara: Rakyat yang Menilai

Berita
Mudik Lebaran, HKA Sediakan 'Holding Point' di Rest Area Tol Bakter

Mudik Lebaran, HKA Sediakan "Holding Point" di Rest Area Tol Bakter

Berita
BTN Danai 20.000 Rumah Guru di 8 Kota, Total Nilai Rp 3,4 Triliun

BTN Danai 20.000 Rumah Guru di 8 Kota, Total Nilai Rp 3,4 Triliun

Berita
Hari Kedua Diskon Tarif 20 Persen, Tol Tangerang-Merak Lengang

Hari Kedua Diskon Tarif 20 Persen, Tol Tangerang-Merak Lengang

Berita
Menjajal Angkot Shuttle Gratis dari Stasiun Cilegon ke Pelabuhan Merak

Menjajal Angkot Shuttle Gratis dari Stasiun Cilegon ke Pelabuhan Merak

Berita
Menteri Transmigrasi Ungkap Ada Perusahaan Ilegal di Kawasan Rempang

Menteri Transmigrasi Ungkap Ada Perusahaan Ilegal di Kawasan Rempang

Berita
Hampir Setengah Juta Guru Belum Punya Rumah, Ara Sarah Terima Unit

Hampir Setengah Juta Guru Belum Punya Rumah, Ara Sarah Terima Unit

Berita
Seputar 500 Rumah Gratis yang Dibangun Adaro: Spesifikasi, Waktu Serah Terima

Seputar 500 Rumah Gratis yang Dibangun Adaro: Spesifikasi, Waktu Serah Terima

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau