Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Indonesia, Pasar Properti India Pun "Wait and See" Hadapi Pemilu

Kompas.com - 02/04/2014, 14:20 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com - Seperti halnya Indonesia, konsumen properti di India saat ini juga tengah menghadapi kondisi pasar yang pasif, menyusul pemilihan umum negara itu yang dimulai pekan depan.

"Ada harapan di antara para pengembang untuk skenario pasca jajak pendapat yang positif," kata Ramesh Nair, Chief Operating Officer Jones Lang LaSalle (JLL) India, Rabu (2/4/2014).

"Sementara semua mata tertuju pada pemilihan umum, sektor real estate menahan napas untuk menunggu. Optimisme ini diharapkan dapat meningkatkan transaksi dan mengangkat sentimen pembelian rumah," tambahnya.

Seperti diberitakan, pemilihan umum India dimulai Senin depan dan berjalan selama lebih dari satu bulan. Hasil pemilu tersebut akan diumumkan pada 16 Mei mendatang.

Permintaan properti residensial di India tengah mengalami penurunan sejak tahun lalu dan saat ini tengah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi dan suku bunga yang tinggi. Para analis India mengungkapkan, baru-baru ini para pembeli properti sedang dalam posisi wait and see untuk melihat hasil pemilu sebelum melakukan pembelian rumah.

"Kebijakan ekonomi dan lapangan kerja akan menjadi pendorong utama pertumbuhan di sektor real estate untuk lima tahun ke depan," kata Nair.

Nair mengatakan, 2012 dan 2013 bukanlah tahun-tahun terbaik untuk pasar real estate India, dan perlambatan berdampak pada semua segmen, kecuali dalam beberapa kantong wilayah tertentu. Selama beberapa kuartal terakhir, lanjut Nair, ketidakpastian politik telah secara signifikan melemahkan kepercayaan pembeli di berbagai daerah.

"Kemenangan menentukan bagi salah satu aliansi akan mengangkat sentimen pembelian rumah dan pasar properti akan melihat kembalinya permintaan pembeli akibat pulihnya kepercayaan. Pasca pemilu, jika jalan menuju pemulihan tanpa kendala, pembeli properti mungkin sangat baik kembali memasuki pasar dalam jumlah yang juga baik," ujarnya. 

Mudassir Zaidi, Direktur Nasional Lembaga Perumahan Knight Frank India, mengatakan bahwa jika pemerintah Indoa secara politik stabil dan kuat, maka kondisi properti diharapkan mulai meningkat lagi.

"Setelah pemilihan umum, kegiatan kembali cepat dan kesimpulan dari pemilu akan membantu meningkatkan permintaan untuk perumahan," katanya.

Sementara itu, di Indonesia pasar properti juga masih dibayangi beberapa permasalahan. Selain harga material yang terus merangkak naik, pesta demokrasi yang dalam beberapa bulan lagi akan dimulai turut menjadi faktor yang berpengaruh.

"Pemilihan umum atau pemilu di tahun 2014 ini membuat terjadinya perlambatan bagi sektor properti," kata Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto, dalam Market Review di Kantor Colliers, Selasa (7/1/2014).

Saat pemilu, lanjut Ferry, akan banyak investor yang melakukan pembelian. Pasalnya, harga properti saat pemilu lebih kompetitif. Selanjutnya, ketika pemilu berakhir, pengembang dipastikan kembali seperti sedia kala.

"Pengembang baru akan jor-joran membangun setelah pemilu dan yakin situasi ekonomi membaik," ujarnya lagi.

Pasar properti Indonesia juga akan mengalami short term market. Dalam hal ini, banyak developer yang melakukan penundaan terhadap proyeknya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com