Terlebih di ruas Bitung-Balaraja sejak tahun 2014 lalu ditopang tiga lajur jalan bebas hambatan untuk memecah padatnya arus lalu lintas dari Jakarta menuju Merak- Sumatera atau sebaliknya.
“Dampaknya tentu sangat besar bagi pengembangan wilayah di luar Serpong mengarah semakin ke barat lagi yang selama ini diapit wilayah Tangerang lain yang sudah lebih dulu besar,” ujar Anton dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Jumat (11/06/2021).
Sementara itu, Managing Director Cushman & Wakefield Indonesia Lini Djafar menambahkan, adanya infrastruktur baru dan prospek pengembangan kawasan yang semakin ramai pada masa depan juga dapat meningkatkan harga tanah sekitar.
Hal ini dimungkinkan terjadi terutama di area yang direncanakan sebagai lokasi pintu tol berada.
Infrastruktur baru dimaksud adalah Tol Serpong-Balaraja sepanjang 39,8 kilometer yang menghubungkan Kecamatan Serpong, Pagedangan, Legok, Panongan, Cikupa dan Balaraja di wilayah barat dan Jalan TB Simatupang di wilayah selatan.
Baca juga: Menhub Sebut Intermoda Cisauk BSD City, TOD Terbaik di Indonesia
“Dengan adanya akses tol Serpong-Balaraja, pengembangan permukiman di Kabupaten Tangerang diproyeksikan akan merambah ke daerah selatan," ujar Lini.
Jika target tercapai, pada akhir 2021, area Legok akan dapat terkoneksi dengan tol menuju Serpong dan Jakarta Selatan, dan pada 2024 koneksi tol sudah akan mencapai Balaraja.
Lini menyebut, pada masa depan tol ini akan tersambung hingga Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Aksesibilitas menuju infrastruktur transportasi menjadi salah satu konsiderasi.
Area Tangerang dan sekitarnya, meskipun di sisi barat kabupaten, masih menarik minat pengembang karena keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mudah dijangkau dari Tangerang dan sekitarnya.
Terlebih adanya rencana pembangunan Tol Balaraja-Bandara Soekarno-Hatta pada masa depan akan menjadi prospek baik untuk pembangunan perumahan, meskipun informasi mengenai target konstruksi dan operasionalnya hingga saat ini belum dikabarkan.
Lahan di area barat Serpong masih relatif rendah untuk pengembangan perumahan dengan target end user.
"Secara kawasan, Kabupaten Tangerang juga didukung populasi yang sudah cukup ramai, terlebih keberadaan fasilitas umum banyak ditemukan di area ini,” lanjut Lini.
Baca juga: Silicon Valley Indonesia di Sukabumi Mulai Dibangun, Ini Kata Pengamat
Menurutnya, salah satu hal penting yang mendasari harga properti adalah lokasi dan konektivitas. Semakin tinggi konektivitas area ke pusat kota, semakin tinggi harga propertinya.
Dari pengamatan terakhir Cushman & Wakefield Indonesia, pada semester dua tahun lalu, rerata harga tanah di Kabupaten Tangerang adalah Rp 12,4 juta per meter persegi.