Pria yang masih aktif menulis puisi ini mengatakan, penataan dan pembenahan kawasan Kesawan diikuti dengan mengembalikan arcade-arcade.
Arcade bukan sekadar cermin keindahan arsitektur, tetapi juga keindahan hati, penghargaan dan penghormatan terhadap manusia di sana.
“Bayangkanlah, bagaimana nyamannya dulu pejalan kaki di kawasan Kesawan. Mereka tidak terganggu oleh panas maupun hujan karena berada di bawah naungan arcade,” ucapnya.
Apalagi pembenahan kawasan Kesawan dipadu branding kuliner Medan sebagai The Kitchen of Asia.
Meraihnya diperlukan usaha gigih dan langkah-langkah sistematis namun progresif. Proses produksi dan penyajian akan menambah nilai jual produk yang beragam.
Perlu kolaborasi dengan seniman sebab seni memberikan ruh pada pembangunan.
Berbagai pergelaran seni, baik modern, tradisi, maupun kolaborasi yang dikelola dengan baik akan menjadi atraksi wisata sejarah di Kesawan.
"Para sastrawan maupun dramawan dirangsang berkarya dengan mengambil inspirasi dari kisah-kisah bersejarah yang ada maupun yang berkaitan dengan kawasan tersebut,” kata pencipta puisi “Akulah Medan” ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.